Bisnis.com ,JAKARTA—Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan proses pembangunan konstruksi Jembatan Apung di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah saat ini telah mencapai 85%.
Kepala Balibang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Danis H. Sumadilaga menyatakan, teknologi apung dipilih oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) karena di lokasi tersebut tidak memungkinkan membangun jembatan dengan teknologi pancang.
“Jembatan Apung ini akan menghubungkan Desa Ujung Alang dengan Desa Klaces yang merupakan ibu kota Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. Rencananya akan ditarik dari Pelabuhan Majingklak ke Kecamatan Kampung Laut pada 17 November nanti,” ujarnya melalui siaran pers, Minggu (22/10).
Menurutnya, tanah di lokasi tersebut merupakan tanah lunak, yang sulit untuk dipasang pondasi konvensional seperti pancang atau sumuran karena ongkos mobilisasi yang sangat mahal. Dengan teknologi jembatan apung, pondasi digantikan dengan wahana apung bernama ponton.
Ponton ini terbuat dari beton khusus yang berongga di bagian tengahnya sehingga memungkinkan benda ini terapung stabil di atas permukaan air dan bisa menjadi pijakan jembatan yang kokoh. Ponton ini sendiri bersifat modular sehingga bisa dibongkar pasang sesuai kebutuhan.
Jembatan apung sepanjang 47 meter itu nantinya akan menjadi jembatan dengan teknologi apung pertama di Indonesia. Nantinya jembatan ini dapat dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan roda 2
Jembatan Apung di Cilacap ini pondasinya menggunakan ponton berukuran 4,8x8 meter sebanyak dua buah. Jembatan Apung yang memiliki tinggi lima meter dari permukaan air tersebut diyakini tidak akan mengganggu aktivitas nelayan, karena nelayan dapat melintas di bawah jembatan.