Bisnis.com, JAKARTA -- Pertanian urban atau urban farming perlahan mulai dilirik masyarakat perkotaan. Namun pertanian jenis ini belum lah berkontribusi banyak karena pertanian di pedesaan sendiri dianggap masih kuat memenuhi komoditas di dalam negeri.
"Urban farming dari segi kontribusinya masih sangat kecil. Sebab kita bukan seperti Hongkong, bukan kaya Tokyo atau Singapura yang lahannya amat sangat terbatas," kata pengamat pertanian Hermanto Siregar kepada Bisnis, Kamis (20/10/2016).
Indonesia sendiri dinilainya masih memiliki lahan pertanian yang cukup luas di pedesaan. Sehingga, keberadaan urban farming belum begitu memberikan pengaruh signifikan terhadap pasokan hasil pertanian. "Pertanian pedesaan kita masih oke," ujarnya.
Meskipun demikian, menurut Hermanto boleh saja masyarakat di Jakarta, Medan, Surabaya atau kota-kota besar lainnya memanfaatkan lahan sempitnya untuk urban farming. Baik itu dengan cara hidroponik, kebun vertikal untuk komoditas sayuran organik. Sebab sayuran organik harganya lebih tinggi dibanding sayuran pada umumnya.
"Hal itu potensial juga. Apalagi harga sayuran organik lebih tinggi dibanding sayuran biasa," pungkasnya.