Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Resmikan Anjungan Lepas Pantai PHE-24

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto meresmikan instalasi anjungan lepas pantai PHE-24, yang merupakan bagian dari lapangan terintegrasi tahap pertama (Proyek EPCI-1) di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas.nn

Bisnis.com, JAKARTA-Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto meresmikan instalasi anjungan lepas pantai PHE-24, yang merupakan bagian dari lapangan terintegrasi tahap pertama (Proyek EPCI-1) di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di  bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas.

Pembangunan proyek EPCI-1, saat ini sedang memulai instalasi anjungan lepas pantai PHE-12 dan PHE-24 di wilayah kerja West Madura Offshore. Dua  fasilitas produksi tersebut akan ditambatkan sekitar 55-70 meter di atas permukaan laut.

Fasilitas produksi migas lapangan terintegrasi ini akan dilengkapi dengan Central Processing Platform 2 (CPP2).  Fasilitas CPP2 akan memulai perjalanan dari lokasi fabrikasi di Cilegon, Banten pada pertengahan Oktober ini.

Ketiga fasilitas ini diharapkan dapat selesai terpasang di lepas pantai paling lambat akhir November mendatang.

“Pengembangan lapangan terintegrasi ini merupakan bagian dari usaha Pertamina untuk meningkatkan kontribusi hingga 40% pada produksi minyak nasional pada tahun 2019. Saat ini Pertamina baru berkontribusi sekitar 23% dari total produksi minyak nasional sebesar 830.000 barel per hari,” ujar Dwi dalan siaran pers, Kamis (13/10/2016).

Dwi Soetjipto juga memberikan apresiasi kepada PHE WMO dimana dalam pembangunan proyek terintergarsi  Anjungan PHE-24, PHE-12 dan CPP-2 ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 60% dan mendapat penghargaan dari Dirjen Migas Kementerian ESDM.

Selain untuk meningkatkan kembali produksi, pengembangan lapangan terintegrasi ini sangat penting untuk menunjukkan keandalan Pertamina dalam mengelola lapangan lepas pantai, hal ini ditekankan oleh Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Syamsu Alam

“Saya ucapkan selamat karena proyek ini dikerjakan tepat waktu dan telah mencatatkan lebih dari 2,6 juta jam kerja selamat (Zero Lost Time Incident),” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi, R. Gunung Sardjono Hadi, yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero), menegaskan bahwa untuk melengkapi fasilitas produksi tersebut juga telah dimulai penggelaran pipa bawah laut dengan panjang secara keseluruhan sekitar 19,5 km, untuk menyalurkan produksi minyak dan gas bumi dari lapangan PHE-12 dan PHE-24 (terintegrasi). Keseluruhan kegiatan EPCI-1 diharapkan  tuntas  pada Februari 2017.

Konstruksi anjungan PHE 12 dan PHE 24 serta CPP-2 dikerjakan industri dalam negeri PT Guna Nusa. Sementara instalasi  keseluruhan proyek, termasuk penggelaran pipa salur dilakukan PT Timas Suplindo.

“Sesuai target SKK Migas, lapangan terintegrasi ini pada bulan Februari 2017 sudah bisa mengalirkan minyak bumi sekitar 1.000 BOPD dan mencapai puncaknya 2.900 BOPD pada Mei 2017.  Dari sumur gas bumi diharapkan berproduksi 10 MMSCFD mulai Juni 2017 dan mencapai puncaknya 14,1 MMSCFD pada Juli 2017,” tambah R. Gunung Sardjono Hadi.

Sebagai bagian dari usaha Pertamina dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional, lapangan terintegrasi akan dilanjutkan dengan pembangunan proyek EPCI-2 yang meliputi pembangunan anjungan  PHE-48 dan PHE-7 yang akan dimulai pada awal 2018.

Ditemui terpisah, President/GM PHE WMO Sri Budiyani menambahkan, lewat  proyek EPCI-1, PHE WMO berharap terjadi peningkatan produksi 5-7 ribu barel secara bertahap setiap tiga bulan hingga 5 tahun ke depan. Dengan demikian laju penurunan produksi alamiah di Blok WMO yang rata-rata dalam 3 tahun terakhir mencapai 50-60% per tahun bisa terus ditekan.  

"Saat ini melalui program perawatan sumur yang cermat dan optimasi produksi,pada tahun 2016 (s/d bulan Oktober), laju penurunan produksi  alamiah dapat ditahan hingga hanya sekitar 10%.  Kegiatan instalasi anjungan migas lepas pantai pada saat ini, menunjukkan Pertamina mampu bekerja di lepas pantai,” kata Sri Budiyani. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper