Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank of Japan Diproyeksi Tunda Stimulus, Kecuali Yen Naik Tajam

Bank of Japan diperkirakan menunda kebijakan pelonggaran moneter lanjutan sampai tahun depan, kecuali ada lonjakan tajam pada nilai tukar Yen yang selama ini melemahkan ekonomi secara signfikan.
Ilustrasi yen/Bloomberg
Ilustrasi yen/Bloomberg

Bisnis.com, TOKYO - Bank of Japan diperkirakan menunda kebijakan pelonggaran moneter lanjutan sampai tahun depan, kecuali ada lonjakan tajam pada nilai tukar yen yang selama ini melemahkan ekonomi secara signfikan.

Proyeksi penundaan stimulus moneter oleh Bank of Japan (BoJ) itu diketahui berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan Reuters, Selasa (11/10/2016).

Bulan lalu, Bank Sentral mengalihkan fokus program stimulus pada target tingkat suku bunga, setelah bertahun-tahun kebijakan pembelian aset besar-besaran gagal mendongkrak inflasi. Sekitar 70% analis dalam jajak pendapat menjawab, BOJ akan menambah stimulus pada pertemuan Januari 2017 atau setelahnya.

Sementara itu, beberapa analis memperkirakan bank sentral akan mengurangi stimulus lanjutan pada pertemuan yang berlangsung 30 Oktober-1 November 2016, ketika mereka merilis pertumbuhan jangka panjang dan prospek inflasi.

Namun, beberapa analis memprediksi bank sentral Negeri Sakura akan tetap menjalankan langkah stimulus, meski mereka tak memiliki perkiraan spesifik kapan akan mengambil tindakan selanjutnya.

"Skenario utama kami adalah bahwa BOJ akan bertahan jika yen tetap pada level saat ini,"kata Hidenobu Tokuda, Ekonom Senior Mizuho Research Institute, seperti dikutip dari Reuters.

Namun, sambungnya, ada kemungkinan BoJ akan menurunkan suku bunga lebih lanjut jika yen naik menjadi sekitar 95 per dolar apabila Federal Reserve memutuskan untuk tak meningkatkan suku bunga tahun ini.

Yen diperdagangkan pada sekitar 103,9 per dolar pada Selasa, setelah mencapai titik terendah dalam sebulan di luar batas level 104 yen pekan lalu.

Tokuda mengatakan, BoJ menghadapi sedikit tekanan dalam menerapkan stimulus setelah mengubah fokusnya pada suku bunga. Selain itu, menurunkan jangka waktu dua tahun untuk mencapai target inflasi 2%, dan ingin mencapai target secepatnya.

BoJ menurunkan target dalam peningkatan uang primer tahunan sebesar 80 triliun yen (US$777,45 miliar), hal yang dikatakan beberapa analis sebagai pengakuan bahwa pembelian aset agresif memang tak berkelanjutan. 

Jajak pendapat juga meramalkan BoJ akan memangkas suku bunga sebesar -0,1% yang memungut sebagian kecil dari cadangan bank komersial menjadi -0,2% pada kuartal ketiga 2017, dan akan menetapkan target yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun pada level 0% sepanjang tahun depan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper