Bisnis.com, PALEMBANG – Sektor ekonomi kreatif ditarget mampu berkontribusi sebanyak 12% dari total produk domestik bruto atau PDB Indonesia pada 2019.
Sappe M. Sirait, Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), mengatakan saat ini industri kreatif baru menyumbang sekitar 7% dari total PDB sepanjang satu tahun terakhir.
“Perkembangan ekonomi kreatif ini sangat baik oleh karena itu kami optimistis bisa berkontribusi sekitar 12% pada 2019, begitu pula untuk ekspor dari produk ekonomi kreatif juga diharapkan meningkat,” katanya di sela-sela workshop pelaku usaha ekonomi kreatif bersama Bukalapak di Palembang, Jumat (7/10/2016).
Sappe mengatakan jika share ekonomi kreatif terhadap PDB bisa naik jadi 12% maka penyerapan tenaga kerja di sektor itu juga diproyeksi meningkat jadi 13 juta tenaga kerja dari semula 12 juta tenaga kerja.
Menurutnya, salah satu faktor utama yang bisa mendongkrak ekonomi kreatif adalah ketersediaan teknologi informasi yang mumpuni.
Pasalnya, kata dia, tidak bisa dipungkiri bahwa banyak subsektor ekonomi kreatif yang saat ini potensial memasarkan produknya secara online. “Ada 16 subsektor di ekonomi kreatif dan ada beberapa, seperti fesyen, kriya dan kuliner yang perlu gencar dipasarkan secara online,” katanya.
Head of Business Partner Bukalapak Rahmat Danu Andika mengatakan literasi internet masyarakat yang masih rendah memang diakui sebagai tantangan dalam pasar e-commerce.
“Tantangannya memang pada tingkat melek internet, apalagi dua tahun lalu itu sulit meyakinkan sistem belanja online ke masyarakat,” katanya.
Menurutnya, secara sebaran wilayah, Pulau Jawa lebih aktif dalam transaksi jual-beli online ketimbang daerah lain, seperti Sumatra. Dia mengatakan Bukalapak sendiri saat ini memiliki 1 juta penjual dan anggota komunitas yang tersebar di seluruh Tanah Air.