Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah bakal membuka akses bagi komoditas pangan dan minuman beralkohol agar bisa masuk ke pusat logistik berikat. Pemberian akses diberikan untuk mempercepat stabilisasi harga pangan sekaligus memangkas penyeludupan.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pada tahun ini pihaknya bakal merampungkan aturan terkait pembukaan akses tersebut. Sembari membenahi aturan, fasilitas gudang pun bakal ditingkatkan.
"Saya harap tahun depan (membuka akses bagi komoditas pangan), tapi dari Kemenko bilang tahun depan terlalu lama karena itu menyangkut stabilisasi harga pangan. Jadi tahun ini yang pasti peraturannya selesai, lalu implementasinya, karena kita perlu menambah fasilitas tertentu untuk gudang," jelas Enggar usai menggelar dialog dengan pelaku usaha di Pusat Logistik Berikat (PLB) PT Gerbang Teknologi Cikarang, Cikarang pada Jumat (23/9/2016).
Menurut Enggar, prioritas utama keterbukaan akses akan diberikan untuk komoditas pangan. Keistimewaan itu diberikan mengingat pemerintah tengah berfokus menstabilkan harga pangan yang cenderung fluktuatif.
Berikutnya, akses tersebut akan dibuka juga bagi minol. Pembukaan akses bagi minol dilandasi fakta tingginya penyeludupan produk tersebut. Penyebabnya, imbuh Enggar, karena bea cukai minol yang tinggi.
"Jadi kami pikir turunkan saja (bea cukainya) sehingga nanti volumenya akan basah. Apalagi di sini (PLB) kan akan diawasi dan dikontrol. Kalau diseludupkan lewat laut akan lebih susah mengontrolnya," tukas Enggar.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya juga tengah mempersiapkan pembukaan akses bagi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mengambil bahan baku impor dari PLB. Jika rampung, pelaku UKM dipastikan bisa mendapatkan bahan baku impor dari luar negeri secara ritel tanpa harus membeli dalam partai besar.
"Ini sedang kami proses (pembukaan akses bagi UKM). Selain untuk impor bahan baku, mereka juga bisa melakukan ekspor melalui PLB," kata Airlangga.