Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disubsidi Pemerintahnya, Pebisnis China Agresif Pasarkan Produk di Indonesia

Subsidi dari pemerintah bisa mencapai 90% dari total biaya perjalanan dan biaya pameran yang dikeluarkan oleh perusahaan China yang memasarkan produknya ke luar negeri.
Ilustrasi/chinatechnews.com
Ilustrasi/chinatechnews.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri China agresif mempromosikan produk di Indonesia memanfaatkan beragam kemudahan yang diberikan oleh pemerintah China.

Direktur Pengembangan Bisnis, PT Peraga Nusantara Jaya Sakti, Purwono memperkirakan minimal 30% dari peserta pameran industri dan perdagangan yang berlangsung di Indonesia diisi oleh pebisnis asal China.

“Pengalaman kami, negara lain biasanya cuma 10–30 perusahaan. Perusahaan dari China bisa sampai 200-an,” katanya di sela-sela International Consumer Electronics Expo Indonesia 2016 di Jakarta International Expo, Jumat (16/9/2016).

Purwono mengatakan kedatangan perusahaan China ke pameran di Indonesia atau negara lain didukung oleh subsidi pemerintah pusat dan pemerintah daerah negara tersebut melalui kamar dagang regional.

Subsidi dari pemerintah bisa mencapai 90% dari total biaya perjalanan dan biaya pameran yang dikeluarkan oleh perusahaan China yang memasarkan produknya ke luar negeri.

“Mereka datang ke sini hampir gratis, pemerintah yang biayai. Tidak hanya pemerintah pusat, tetapi juga didukung oleh pemerintah daerah seperti Shenzhen, Fujian, Shanghai, dan Beijing ikut membiayai,” kata Purwono.

Purwono memaparkan alasan pebisnis China menggelar pameran di Indonesia bukan hanya mencari konsumen baru. Sebagian dari perusahaan asal Negeri China juga mencari mitra usaha pengusaha nasional.

Potensi jumlah penduduk dan peningkatan daya beli konsumsi Indonesia membuat perusahaan China konsisten berusaha menembus pasar Indonesia meskipun respons konsumen atas produk mereka cenderung lambat.

”Kelihatannya respons konsumen Indonesia terhadap produk China lambat, mungkin mereka meragukan kualitasnnya. Ini mungkin bisa lebih baik jika produsen China terus berusaha penuhi standar SNI,” kata Purwono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper