Bisnis.com, JAKARTA – PT Penajam Banua Taka atau Eastkal Supply Base, anak usaha PT Astratel Nusantara menargetkan pembukaan satu pusat logistik berikat di antara dua lokasi yaitu Jawa dan Sumatra guna menunjang bisnis minyak dan gas, atau sektor bisnis lain yang dikelola Astra.
Presiden Direktur Astra Port Logistic Centra (APLC) Eastkal Billy P. Kadar menyatakan sampai akhir 2016 melakukan studi membuka pusat logistik berikat (PLB) tersebut. Studi itu dilakukan sebagai laporan daerah mana saja yang potensial untuk dibuka PLB baru.
“Kami mau membuka area [pusat logistik berikat] baru dengan tujuan menunjang bisnis kami. Basically, pertama, kami menyasar daerah yang mana sebelumnya sudah ada bisnis Astra. Kedua, karena dua daerah itu jelas ada oil and gas-nya,” kata Billy kepada Bisnis, Kamis (15/9/2016).
Dia menyatakan belum bisa memberitahukan lokasi pasti PLB tersebut. Pasalnya, ada sangat banyak lokasi di Jawa dan Sumatra yang masuk dalam studi.
Misalnya saja, di Pelabuhan Belawan sudah ada aktivitas Astra sehingga bisa saja Eastkal menyasar ke kawasan tersebut. Lokasi lain yang juga potensial adalah di Palembang, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
“Tugas Eastkal juga karena ingin menjadikan PLB ini untuk mendukung grup Astra, mungkin sampai akhir tahun kami tentukan satu lokasi dulu” sambungnya.
Terkait dengan nilai investasi yang akan digelontorkan, Billy tak bisa memberikan angka pasti karena investasi tersebut masih harus menyesuaikan dengan hasil studi penentuan lokasi.
Dia menyatakan Eastkal mengupayakan investasi yang efisien. Misalnya, Eastkal bisa kembali membuka gudang baru dan tak menutup kemungkinan Eastkal mengakuisisi gudang milik Astra ataupun milik pelanggan.
“So far, kami melihat yang feasible memakai gudang sendiri agar investasi tidak banyak dan waktu yang kami gunakan bisa lebih cepat. Waktunya terkejar jika ingin dipakai dalam waktu dekat,” terangnya.
Billy menjelaskan Eastkal memperluas PLB ke Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara. PLB inilah yang kelak akan dikelola oleh PT United Tractors (UNTR). Adapun luas gudang yang dikembangkan di Sukapura mencapai 3.000 m2 dan diprediksi memberikan potensi efisiensi cash flow sebesar Rp34 miliar per tahun.