Bisnis.com, SEMARANG - Pertanian organik menjadi salah satu potensi yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian petani di Jawa Tengah. Di beberapa kelompok tani, pertanian organik mampu menghasilkan pendapatan Rp5 juta sampai Rp10 juta.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Bangkit Merbabu Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, Zaenal mengaku mampu mengantongi pendapatan setiap bulan mencapai Rp2 juta per 1.000 m2, dengan luas lahan organik yang dikelola 7.000 m2.
Menurutnya, kelompok tani itu menjual sayur organik dengan dikemas menggunakan vakum. Kemasan tersebut sangat berpengaruh terhadap harga jual.
"Harganya sebelum dibungkus vakum Rp10.000 per kilogram, setelah dibungkus Rp30.000/kg. Kalau pendapatan setiap 1.000 m2 kira-kira mendapat Rp2 juta per bulan bersih," katanya dalam siaran pers, Kamis (8/9/2016).
Dia mengatakan, 24 jenis produk sayuran kelompoknya kini diminati beberapa negara, di antaranya Singapura, Malaysia dan Jepang. Oleh karenanya, dia berencana membuat kemasan yang lebih menarik lagi agar lebih bersaing dan harga jualnya meningkat.
Mitra dari kelompok tani organik, Titah Septiana, merasa terharu karena diuntungkan dengan pengembangan pertanian organik. Sebab, dia bisa memeroleh pendapatan hingga Rp10 juta per bulan.
Produknya tidak hanya dikirim ke Pulau Jawa namun sampai ke Aceh dan juga mampu menyuplai ke supermarket.
"Beli karungan (dari petani), saya sortir terus saya vakum terus diberi kardus itu. Beli curah harga dari petani sekitar antara Rp14.000-Rp15.000 terus dikemas lagi pakai kardus agar menarik. Saya jual sekitar Rp35.000," katanya.
Pedagang yang memiliki 12 produk beras organik ini mengaku memasarkan beras organik dengan kemasan kardus karena banyak pesaing yang kemasan lebih menarik.
Dengan begitu, mau tidak mau dirinya harus membuat inovasi, agar produknya dapat masuk ke segmen yang lebih tinggi dan dapat dijual dengan harga yang tinggi.
Dari dua cerita sukses tersebut, Gubernur Ganjar Pranowo merasa senang karena mulai banyak petani yang beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.
Hasil pertanian organik terbukti memiliki harga jual yang lebih tinggi, terlebih lagi jika dikemas se-inovatif mungkin.
Dia pun menyarankan agar proses tanam hingga pengepakan produk dapat dilakukan oleh poktan yang bersangkutan agar keuntungan yang didapat juga bisa dirasakan oleh anggota.