Bisnis.com, BOGOR - Sektor properti masih menjadi primadona para pelaku usaha yang menancapkan modalnya di kawasan Kabupaten Bogor dan Kota Depok sepanjang semester pertama tahun ini.
Kepala Bidang Penanaman Modal Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Satu Pintu (BPTPMSP) Kabupaten Bogor Joner Kalixtus Marpaung mengatakan sektor properti menjadi kontributor utama realisasi investasi pada separuh tahun ini.
"Hingga Januari-Juli 2016, penyumbang investasi di Kabupaten Bogor memang di sektor perumahan hingga mencapai Rp3 triliun," ujarnya pada Bisnis, Rabu (7/9/2016).
Menurutnya, setelah properti, kontributor kedua investasi di Kabupaten Bogor adalah sektor industri perdagangan dengan nilainya mencapai Rp2,29 triliun. Adapun, sektor industri makanan telah tembus hingga Rp1,68 triliun.
Dia menjelaskan masih banyaknya ketersediaan lahan di Kabupaten Bogor membuat para pengusaha berbondong-bondong membangun perumahan untuk dijadikan ladang investasi. Begitu juga dengan pembangunan pabrik di beberapa kawasan yang lahannya masih luas.
Data Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat dari 76.000 hektare lahan yang diperuntukan pembangunan perumahan, hingga April 2016 baru terpakai sekitar 20%. Artinya, ketersediaan lahan untuk perumahan di sektor properti masih terbuka lebar.
Dia memperkirakan hingga beberapa tahun ke depan, sektor properti tetap akan menjadi kontributor utama realisasi investasi di Kabupaten Bogor menyusul lahan untuk pembangunan properti masih banyak yang belum dimanfaatkan.
Joner mengingatkan para pelaku usaha agar membidik investasi di luar wilayah yang sudah padat seperti Cibinong, Citereup dan Bojong Gede, sebab beberapa kawasan lain di wilayah Klapanunggal, Gunung Putri, Jonggol dan Parung masih potensial untuk dijadikan lahan investasi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPTPMSP Kabupaten Bogor, realisasi investasi sepanjang Januari-Juli 2016 telah mencapai Rp8,49 triliun terdiri dari investasi asing Rp1,31 triliun dan investasi dalam negeri Rp7,18 triliun.
Pada periode tersebut, jumlah investasi asing tercatat 14 perizinan usaha untuk 14 perusahaan berbagai sektor. Adapaun investasi dalam negeri SPIPISE mencapai 56 dan LIPSE mencapai 1.353 perizinan usaha untuk 1.196 perusahaan.
Dia menambahkan, total jumlah tenaga yang terserap pada Januari-Juli 2016 di Kabupaten Bogor mencapai 13.472 terdiri dari pekerja asing 2.279 dan pekerja dalam negeri 11.193. "Dan untuk jumlah proyek mencapai 1.423," katanya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kota Depok Yulistiani Mochtar menuturkan realisasi investasi hingga triwulan kedua di Kota Depok sudah mencapai Rp883 miliar.
Menurutnya, sektor perdagangan dan properti masih menjadi penyumbang terbesar investasi di Kota Depok seiring kota tersebut dikenal sebagai kota niaga jasa.
Namun, dia tidak merinci persentase realisasi investasi selama periode tersebut. "Untuk sektor perdagan berapa, dan properti berapa kami belum rapikan data. Yang jelas sektor perdagangan di Depok paling besar," katanya.
Dia menuturkan saat ini pihaknya tengah berkomunikasi dengan para calon investor untuk lebih mengeksplorasi kawasan investasi di Depok, seiring lahan yang tersedia di kota tersebut semakin sempit.
Pihaknya mengarahkan agar investor properti yang berencana membangun perumahan di Depok untuk mempertimbangkan kawasan Bojongsari dan Sawangan karena lahan di area pusat Depok seperti Pancoran Mas dan Beji sudah tidak memungkinkan.
Begitu pula, sambungnya bagi para investor perdagangan. Dia berharap para pengusaha untuk membuka sektor niaga jasa di luar kawasan Margonda. "Karena kami ingin pemerataan perekonomian. Jadi tidak semua terpusat di wilayah Margonda," katanya.