Bisnis.com, JAKARTA – Andalas Energy and Power Plc., perusahaan yang terdaftar di bursa London, menjalin kesepakatan dengan PT Pertamina (Persero) untuk mempercepat komersialisasi sejumlah lapangan gas marginal di Indonesia.
Kesepakatan tersebut akan memanfaatkan keahlian Andalas serta pengetahuan lokal Pertamina untuk memberikan kontribusi yang signifikan agar mendorong keinginan pemerintah Indonesia untuk mengurangi kekurangan pasokan listrik. Selain itu, kerja sama ini juga diharapkan bisa mendorong pencapaian pembangunan megaproyek 35.000 megawatt pada 2019.
Kedua, perusahaan akan fokus dalam pengidentifikasian lima ladang stranded gas, gas yang belum dimanfaatkan karena dinilai tidak ekonomis, misalnya seperti gas dari lapangan dengan cadangan kecil, gas ikutan dari sumur minyak dan gas flare, yang berada di area Pertamina di Riau, Jambi dan Sumatra Selatan.
Gas tersebut diharapkan bisa memasok pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dengan kapasitas 100 MW ke proyek listrik swasta (independent power project/IPP). Nantinya, pembangunan PLTG tersebut akan menggunakan konsep modular atau biasa dikenal dengan istilah MPP (mobile power plant).
Ketika seluruh lapangan telah diidentifikasi maka kedua perusahaan akan menandatangani perjanjian pengembangan bersama eksklusif (exclusive joint development agreement) untuk merancang, membangun, mendanai dan mengoperasikan IPP tersebut.
Tidak menutup kemungkinan juga untuk membuka partner strategis ke dalam kerja sama itu untuk setiap tahapan pengembangan.
Masing-masing pihak akan bekerja untuk menghasilkan rencana komersialisasi IPP untuk masing-masing stranded gas yang diidentifikasi mencakup semua aspek kunci dari setiap investasi dan persetujuan masa depan, meliputi desain proyek, biaya proyek dan analisis ekonomi dan semua persyaratan peraturan.
CEO Andalas David Whitby dalam keterangan resminya mengungkapkan kemitraan dengan Pertamina merupakan kerja sama untuk memperkuat Andalas di dalam bisnis gas dan pembangkit listrik.
Andalas, lanjutnya, memiliki tim dan jaringan untuk memastikan kemitraan memiliki segala sesuatu yang diperlukan untuk merealisasikan rencana komersialisasi IPP yang ditargetkan.
"Pertamina, memiliki pengetahuan yang mendalam dari sektor minyak dan gas Indonesia, serta portofolio besar penemuan stranded gas di Sumatera Selatan yang memiliki kebutuhan besar untuk pasokan listrik.
"Bersama, Pertamina dan Andalas memiliki posisi unik untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan membantu untuk memenuhi peningkatkan permintaan listrik baik di tingkat industri dan rumah tangga,” katanya dalam keterangan resminya, Jumat (2/9/2016).