Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani, Indonesia, dan Amnesti Pajak

Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. Penggalan lirik lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman itu dinyanyikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di tengah ratusan civitas akademi Universitas Indonesia, Kamis (1/9/2016).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati./Reuters-Beawiharta
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati./Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, DEPOK - Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. Penggalan lirik lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman itu dinyanyikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di tengah ratusan civitas akademi Universitas Indonesia, Kamis (1/9/2016).

Sri Mulyani mungkin ingin menegaskan makna lagu tersebut bukan hanya penggalan lirik lagu belaka. Lebih jauh dari itu, ada pesan kuat yang relevan untuk ditanamkan pada seluruh rakyat Indonesia. Kecintaan rakyat pada bangsa dan negara.

Dia memang baru kembali lagi ke Indonesia setelah sekitar enam tahun mengabdi di negeri seberang, menjabat Managing Director and Chief Officer Bank Dunia. Tetapi tumpah darahnya tetap untuk Indonesia.

"Saya tahu saya akan kembali ke Indonesia, saya akan mati di republik ini, anak saya di sini, cucu saya di sini. Saya adalah bagian dari Indonesia dan Indonesia adalah bagian dari saya," ujarnya.

Kehadiran Sri Mulyani untuk kali kedua di kampus almamaternya tersebut dalam kapasitanya untuk mensosialisasikan Tax Amnesty atau pengampunan pajak yang Undang-undangnya sudah diberlakukan sejak Juli lalu. Dia ingin membangun kembali kepercayaan antara rakyat dengan pemerintah tentang pemberlakuan pajak di Tanah Air.

Ada dua fokus utama yang ingin dia tegaskan dalam membenahi sistem perpajakan selama dia menjabat sebagai Menteri Keuangan. Pertama adalah ihwal hubungan antara warga dan negara yang sama-sama memiliki hak dan kewajiban dalam perpajakan.

Hak warga dalam menjalankan pajak di Indonesia adalah meminta keseriusan hingga keterbukaan pemerintah dalam hal ini dirjen pajak dalam pengumpulan pajak yang dipungut dari para wajib pajak. Setelah itu, warga wajib membayarkan pajak sesuai perundangan yang berlaku.

Pemerintah sadar betul, tak sedikit para wajib pajak yang masih lalai bahkan tak pernah tahu menahu dalam membayarkan pajaknya lantaran prinsip kepercayaan antara warga dan negara belum terjalin dengan baik.

"Inilah hak yang harus rakyat minta pada saya, pada pemerintah bagaimana membangun trust, bagaimana membenahi dirjen pajak dan aparat pajak. Ini memang berat, tapi kami harus lakukan itu," ujarnya.

Sri Mulyani memberikan contoh kasus aparat pajak yang menyeret nama Gayus Tambunan beberapa waktu lalu adalah pukulan keras terhadap pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan. Ini sedikit banyak menyeret kepercayaan warga dalam keengganannya membayar pajak.

Fokus kedua dalam membangun kepercayaan masyarakat tersebut, sambungnya, akan dimulai dari nol, bagaimana dirjen pajak dan aparat pajak bekerja lebih profesional meskipun membutuhkan cukup waktu.

"Kalau ada aparat kami yang memeras laporkan ke saya karena masyarakat punya hak untuk itu. Sebaliknya kami juga punya hak untuk memungut dan meminta sebagian harta masyarakat sesuai perundangan," katanya.

Fokus Tax Amnesty

Dia menegaskan bulan pertama tax amnesty diberlakukan, penerimaannya belum maksimal. Namun, dia yakin ke depan pihaknya akan bekerja sekuat tenaga untuk memaksimalkan penerimaan tax amnesty.

Sosialisasi terkait program pengampunan pajak itu akan terus dilakukan hingga wajib pajak banyak terlibat. Untuk program selama September ini, dirinya akan terus memonitor perkembangan sekaligus mengupayakan wajib pajak melaksana hak dan kewajibannya.

Menurutnya, UU Tax Amnesty yang diberlakukan pada Juli lalu memiliki spirit untuk membangun kepercayaan publik demi memajukan perekonomian negara. Bahkan, dia mengaku cukup fokus mempelajari beleid tersebut.

"Sejak saya masuk [jadi menteri] saya tak mengeluh. Saya harus jalan tax amnesty ini dengan sepenuh hati untuk Indonesia. UU ini dibuat satu pintu. Anda boleh masuk pintu itu atau tidak. Terserah," katanya.

Sri sadar betul, untuk memberikan keasadaran pada orang lain, maka sebelumnya harus diterapkan pada diri sendiri. Dia menceritakan sejak menjabat di bank dunia dan meninggalkan Indonesia selama sekitar enam tahun, dirinya tak pernah lupa mengisi surat pemberitahuan tahunan (SPT).

Karena menurutnya, kewajiban membayar pajak tak jauh beda dengan kewajiban dalam beribadah. "Kewajiban is always painfull," ujarnya.

Itu sebabnya, dalam memungut pajak dan juga menjalankan program tax amnesty ini tak sedikit tantangan yang harus dihadapi. Tapi dia optimistis semua itu akan dilalui jika ada kerja sama dari semua pihak.

Dan Sri Mulyani mungkin siap mengabdikannya hidupnya untuk Indonesia dengan rela meninggalkan jabatannya di bank dunia. Dia meyakini jika program tax amnesty ini berhasil, maka ke depan perekonomian Indonesia akan lebih baik.

Sementara itu, Direktur Perpajakan II Ditjen Pajak John Hutagaol menegaskan pemerintah akan menjamin kerahasiaan para wajib pajak yang ikut program tax amnesty. Menurutnya, akan ada banyak keuntungan bagi siapa saja yang ikut tax amnesty.

"Ini adalah kesempatan bagi masyarakat untuk jadi wajib pajak yang baik di kemudian hari. Kita semua dilahirkan kembali dalam sistem perpajakan Indonesia. Masa lalu kita diputihkan. Program ini tak mungkin ditawarkan lagi dalam beberapa tahun ke depan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper