Bisnis.com, JAKARTA - PT Krakatau Bandar Samudera, bisnis unit PT Krakatau Steel Tbk. yang mengoperasikan Pelabuhan Cigading, Merak, mempersiapkan investasi berkelanjutan setelah perusahaan resmi menandatangani perjanjian konsesi dengan pemerintah.
David Rahadian, Direktur Komersial & Pengembangan Usaha PT Krakatau Bandar Samudera, mengatakan perusahaan memiliki beberapa rencana pengembangan yang akan dilakukan secara bertahap.
“Rencananya kita ada pengembangan industri curah, penambahan fasilitas dermaga, pengembangan gudang terpadu dan peralatan bongkar muat terpadu,” ujarnya, Selasa (30/8/2016).
Selain itu, dia mengatakan Pelabuhan Cigading juga akan melakukan pemantapan pelayanan dan perbaikan sistem informasi. Terkait dengan konsesi, dia mengaku prosesnya sudah lama dibicarakan, tetapi karena ada pergantian menteri maka perlu ada transisi. “Pada era Pak Jonan sudah ada rencana, tapi ini ada transisi dulu,” paparnya.
Menurutnya, dengan mengantongi konsesi sebagai badan usaha pemerintah (BUP), maka Pelabuhan Cigading akan lebih maksimal dalam melayani kargo curah bagi kepentingan industri di Banten dan sekitarnya.
Saat ini, Krakatau Bandar Samudera mengelola kargo curah (bulk) baik berupa bahan baku bijih besi, curah kering seperti gipsum, gula, soya bean meal, dan batu bara dan besi tua.
David mengatakan Pelabuhan Cigading memiliki kapasitas hingga 20 juta ton dan dermaganya dapat disandari dengan kapal hingga 200.000 DWT. Sementara itu, kedalaman kolamnya (draft) mencapai -21 meter. “Ini paling dalam dan paling besar di Indonesia,” tegasnya.
Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengatakan pihaknya sedang memproses konsesi dua Badan Usaha Pelabuhan a.l. PT Krakatau Bandar Samudera di Pelabuhan Cigading dan PT Wahyu Samudera Indah di Pelabuhan Talang Duku.
“Prosesnya sudah jalan. Kami sedang membahas perjanjian dan lain-lain. Tapi signing-nya belum tahu kapan,” ujarnya, Selasa (30/08). Menurutnya, pihak-pihak terkait masih harus menyempurnakan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk konsesi ini.
PT Wahyu Samudera Indah merupakan pelabuhan swasta murni pertama sesuai ketentuan Peraturan Presiden No. 38/2015 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
Adapun izin pembangunan dan pengelolaan Terminal Peti Kemas di Desa Tebat Patah, Kabupaten Muara Jambo, Jambi sudah dimandatkan lewat Surat Menteri Perhubungan No. PL 102/1/22 Phb 2016 tanggal 17 Maret 2016.
Perusahaan ini berencana membenamkan investasi Rp 456 milliar untuk pembangunan pelabuhan dan terminal peti kemas.
Beberapa fasilitas yang akan dibangun tersebut, a.l. pembangunan dermaga dengan ukuran 205 x 25 meter persegi, penimbunan lahan seluas 16 hektar, Nantinya, pelabuhan ini akan mampu disandari oleh kapal yang berukuran 1.500 DWT - 4.000 DWT dengan kapasitas container sebesar 10.000 - 15.000 TEUs per bulan.