Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pidato Yellen di Jackson Hole, BI Yakin The Fed Tidak Agresif

Jelang Pidato Gubernur The Fed Janet Yellen di Jackson Hole Symposium, Bank Indonesia masih meyakini bank sentral Amerika Serikat itu tidak akan agresif menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini.
Bank Indonesia masih meyakini bank sentral Amerika Serikat itu tidak akan agresif menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini./ilustrasi
Bank Indonesia masih meyakini bank sentral Amerika Serikat itu tidak akan agresif menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini./ilustrasi

Bisnis.com, Jakarta--Jelang Pidato Gubernur The Fed Janet Yellen di Jackson Hole Symposium, Bank Indonesia masih meyakini bank sentral Amerika Serikat itu tidak akan agresif menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyatakan perkembangan ekonomi AS yang cenderung masih pelan membuat The Fed sangat berhati-hati dalam menaikkan suku bunga acuannya.

Dia memperkirakan setelah pertemuan tahunan antara The Fed dan ahli moneter sedunia itu, bank sentral AS masih diprediksi menaikkan sekali suku bunga acuannya antara September 2016 hingga Desember 2016.

Pidato Yellen di Jackson Hole  dianggap para pelaku pasar sebagai kode terakhir dari The Fed, sebelum menghasilkan keputusan di rapat dewan gubernur September 2016.

"Mungkin naik satu kali, tapi tunggu apakah di September atau Desember. Kalau tahun lalu di Desember, naik satu kali masih tidak apa-apa," ucapnya di Jakarta, Jumat (26/8/2016).

Namun, Mirza menilai pernyataan Presiden The Fed New York William Dudley dalam Federal Open Market Committee (FOMC) mengenai pasar tenaga kerja AS telah menguat dan menunjukkan prospek yang cerah pada beberapa bulan mendatang, juga belum menggoyahkan keyakinan pasar yang masih percaya The Fed tidak bakal menaikkan rate secara agresif.

Sebelumnya, notulensi hasil pertemuan FOMC pada 26-27 Juli yang dirilis pada Rabu (17/8) waktu setempat, sebagian pejabat The Fed menghendaki agar suku bunga ditahan hingga data inflasi mulai mendekati target 2%.

Dalam keterangan resminya, Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan, tenaga kerja non pertanian (nonfarm payrolls) pada Juli 2016 berhasil naik menjadi 255.000. Catatan tersebut berhasil melanjutkan prestasi pada bulan sebelumnya, yangi naik menjadi 290.000 pekerjaan setelah direvisi.

"Tapi kan kalau lihat ekonomi AS tidak secepat yang diperkirakan oleh para ekonom AS di awal tahun," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper