Bisnis.com, JAKARTA -- Penebaran kembali benih ikan alias restocking hingga Agustus mencapai 14,2 juta ekor yang sebagian besar merupakan benih ikan tawar.
Dirjen Perikanan Budaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto memerinci benih ikan tawar yang ditebar mencapai 10,8 juta ekor, yang terdiri atas tawes, nilem, udah galah, jelawat, papuyu, dan haruan.
Sementara itu, benih ikan air payau sebanyak 2,4 juta ekor mencakup kepiting dan rajungan. Adapun benih ikan laut sebanyak 8.500 ekor berupa benih kerapu.
"Ini sebagai wujud dukungan perikanan budidaya terhadapkelestarian ikan di perairan umum dan juga mendukung keberlanjutan lingkungan," kata Slamet dalam siaran pers, Kamis (25/8/2016).
Slamet menyatakan instansinya berhasil melakukan domestikasi terhadap ikan-ikan lokal dan asli Indonesia. Nilem dan udang galah yang ditebar di Waduk Jatibarang, Semarang, misalnya adalah produksi dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, sedangkan bandeng dihasilkan oleh Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang.
Adapun restocking di Waduk Jatibarang hari ini dilakukan untuk menahan penurunan populasi ikan lokal di lokasi itu. Ikan yang ditebar mencakup bandeng 100.000 ekor, nilem 100.000 ekor, dan udang galah 100.000 ekor.
“Ikan-ikan lokal dan asli Indonesia seperti tawes, nilem, dan udang galah, dulu populasinya cukup banyak dan hidup di perairan umum. Tetapi seiring dengan cara penangkapan yang tidak benar, populasinya menurun, bahkan punah," ungkap Slamet.
Dengan penguasaan teknologi pembenihan ikan lokal, maka produksi benih yang dihasilkan dapat ditebar kembali ke alam untuk memperkaya dan meningkatkan sumber daya perikanan di perairan umum. Dengan demikian, perairan umum, seperti sungai, danau, dan waduk dapat kembali menjadi tumpuan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan gizi.