Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengevaluasi penerapan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di proyek Wisma Atlet Blok D10 dan C2 Kemayoran Jakarta dengan Kontraktor pelaksana KSO Wika-Cakra, Jakarta.
Dari hasil evaluasi tersebut dinyatakan bahwa penerapan SMK3 pada pembangunan wisma atlet untuk menghadapi Asian Games XVIII pada 2018 t kurang tertib.
Dirjen Bina Konstruksi Yusid Toyib mengatakan Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) melakukan rapid asessment terhadap seluruh komponen yang terlibat dalam pembangunan proyek wisma atlet tersebut.
Diantaranya, Tim PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), kontraktor pelaksana Wika-Cakra, Brantas-Indolexco, Adhi Karya dan Waskita Karya, dengan hasil masuk pada kategori “kurang tertib”, berturut-turut yaitu 77,14%, 67,20%, 83,60%, 69,7% dan 81,40%.
“Apa perlu proyek ini diawasi oleh Jepang atau orang asing lainnya agar penerapan SMK3 di sini lebih baik, tunjukan bahwa pengawas Indonesia pun memiliki standar yang baik dalam penerapan SMK3,” ujar Yusid, melalui siaran pers, Senin (22/08)
Yusid mengingatkan seluruh komponen yang terlibat dalam pembangunan proyek ini harus berstandar dan bersertifikat, termasuk tenaga ahli yang dimiliki konsultan manajemen konstruksi. Menurutnya, setiap kepala proyek harus melakukan safety briefing setiap pagi, minimal 15 menit untuk terus mengingatkan pentingnya K3, serta mutu kualitas pekerjaan konstruksi, tak hanya untuk pribadi pekerja, tetapi juga untuk lingkungan sekitar.