Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya tahun ini kembali menegaskan komitmennya seperti pada Pidato Kenegaraan tahun lalu bahwa Kabinet Kerja berkehendak meletakkan pondasi pembangunan nasional yang kokoh pada tahun pertama pemerintahan.
Presiden melanjutkan untuk melakukan itu, paradigma pembangunan nasional harus diubah dari yang bersifat konsumtif menjadi produktif, dari yang bersifat Jawa Sentris menjadi Indonesia Sentris.
Demikian halnya dengan regulasi dan birokrasi juga akan diperbaiki secara masif seiring penerapan teknologi informasi dan telekomunikasi.
Berbekal pencapaian transformasi fundamental ekonomi tersebut, memasuki tahun kedua, Pemerintah bertekad melakukan percepatan pembangunan.
"Tahun 2016 ini dapat disebut sebagai Tahun Percepatan Pembangunan Nasional. Kita juga telah tetapkan pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Tanah Air khususnya di desa-desa, di daerah-daerah pinggiran dan wilayah perbatasan guna memperkuat konektivitas nasional," kata Presiden Selasa (16/8/2016),.
Kepala Negara menilai percepatan pembangunan tersebut mutlak diperlukan. Sebab sudah 71 tahun Indonesia merdeka, namunbelum mampu memutus rantai kemiskinan, memutus rantai pengangguran, memutus rantai ketimpangan dan kesenjangan sosial.
Presiden melanjutkan kemerdekaan yang telah diraih hingga kini merupakan jembatan untuk memakmurkan rakyat, untuk menegakkan keadilan, untuk membuat seluruh rakyat Indonesia meraih kemajuan bersama.
"Untuk mencapai semua itu, kita harus membangun. Bangunlah jiwanya! Bangunlah badannya! Dari Sabang sampai Merauke harus kita bangun. Dari Miangas hingga Rote harus kita bangun. Kita harus menjadi bangsa yang maju, bangsa yang berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia," serunya.