Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun anggaran 2017 disusun dengan strategi fiskal yang diarahkan untuk memperkuat stimulus, memantapkan daya tahan, dan kesinambungan fiskal dalam jangka menengah.
Secara keseluruhan, baik target penerimaan negara maupun pagu belanja mengalami penurunan. Namun, dengan arah yang ekspansif, defisit dalam RAPBN 2017 diusulkan senilai Rp332,8 triliun, naik 12,2% dibandingkan patokan dalam APBNP 2016 senilai Rp296,7 triliun.
Berikut ini postur RAPBN 2017 yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam Rapat Paripurna DPR, Selasa (16/8/2016) sekaligus menjadi pembuka masa persidangan I tahun siding 2016-2017.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Pos APBNP 2016 RAPBN 2017 %
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
A. PENDAPATAN NEGARA 1.786,2 1.737,6 (2,7)
1. Pendapatan Dalam Negeri 1.784,2 1736,3 (2,7)
a. Penerimaan Perpajakan 1.539,2 1.495,9 (2,8)
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak 245,1 240,4 (1,9)
2. Penerimaan Hibah 2,0 1,3 (35)
B. BELANJA NEGARA 2.082,9 2.070,5 (0,6)
1. Belanja Pemerintah Pusat 1.306,7 1.310,4 0,2
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 776,3 760 (2,1)
C. KESEIMBANGAN PRIMER (105,5) (111,4) 5,6
D. SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (296,7) 332,8 12,2
% terhadap PDB 2,35 2,41
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 296,7 332,8 12,2
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: APBNP 2016 & Pidato Presiden Jokowi, 16/8/2016, diolah