Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebun Kopi Humbang Hasudutan Kekurangan Pekerja

Petani kopi di Humbang Hasudutan mengakui kesulitan mencari tenaga kerja untuk memetik kopi saat musim panen pada akhir tahun.
Petani kopi /Bisnis.com
Petani kopi /Bisnis.com

Bisnis.com, HUMBANG HASUDUTAN--Petani kopi di Humbang Hasudutan mengakui kesulitan mencari tenaga kerja untuk memetik kopi saat musim panen pada akhir tahun.

Pembina Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mutiara Kasih-Humbang Hasudutan Manat Samosir mengatakan musim panen kopi pada bulan Desember, umumnya bertepatan dengan musim hujan dan masa panen padi.

Akibatnya, daerah ini kekurangan tenaga kerja untuk memanen kopi. Sebab, hingga kini, petani kopi di Humbang Hasudutan masih menggunakan sistem manual untuk memanen kopi dengan cara memetiknya.

"Karena musim panen berbarengan sehingga kekurangan orang. Masyarakat di sini lebih memilih panen padi sehingga hampir seluruh biji kopi terbuang percuma," ujar Manat di Humbang Hasudutan, Jumat (5/8/2016).

Manat menjelaskan pihaknya juga belum menemukan solusi tepat untuk mengatasi terbuangnya biji kopi pada masa panen di akhir tahun tersebut.

Namun, soal permodalan, dia mengklaim tak kesulitan mengingat kapasitas produksi dan omset yang memadai.

Adapun, gapoktan ini tercatat membawahi sekitar 500 petani dengan kapasitas produksi mencapai 100 ton per tahun.

Gapoktan Mutiara Kasih sendiri mencatatkan omset hingga Rp6 miliar per tahun dengan pasar Jakarta, Taiwan, dan Amerika.

Senada, Ketua Koperasi Serba Usaha Petani Organik Mandiri Humbang Gani Silaban mengakui masa panen kopi pada akhir tahun berbarengan dengan musim hujan dan masa panen padi. Akibatnya, kekurangan tenaga kerja untuk memetik kopi di musim panen akhir tahun pasti terjadi.

"Kalau di Brazil, mereka punya mesin pemetik kopi, tapi itu karena tanahnya rata, sedangkan kami di sini dataran tinggi yang menanjak. Jadi masih memetik manual," tutur Gani.

Gani menyebutkan seluruh petani di Humbang Hasudutan bisa memproduksi kopi mencapai 11.000 ton per tahun. Pasarnya mulai dari dalam negeri hingga ekspor ke luar negeri.

Sementara, hingga kini kelompok yang dipimpin Gani baru membawahi 40 petani dengan total produksi 10 ton kopi per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper