Bisnis.com, JAKARTA---PT Pelabuhan Indonesia II/IPC memanfaatkan fasilitas terminal 2 eks Jakarta International Container (JICT) sebagai buffer area untuk truk peti kemas yang akan masuk ke terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok sebagai solusi jangka pendek atau sementara menghindari ancaman kongesti di pelabuhan tersebut.
Dalam Surat yang di tandatangani Dirut Pelindo II Elvyn G.Masassya No: FP.010/4/8/1/PI.II-16 tanggal 4 Agustus 2016 disebutkan, pemanfaatan buffer di eks terminal 2 JICT itu terhitung sejak pekan ini sambil menunggu adanya keputusan lebih lanjut dari Pelindo II.
Surat tersebut disampaikan kepada manajemen JICT, Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Kantor Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok, Direksi PT.Pelabuha Tanjung Priok dan Hutchison Port Indonesia (HPI).
Elvyn dalam suratnya itu menyebutkan langkah dan solusi sementara ini dalam rangka menjamin kelancaran proses logistik dan distribusi barang di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Direktur Komersial PT.Pelabuhan Tanjung Priok-anak usaha Pelindo II,Rima Novianti mengatakan, pemanfaatan fasilitas eks terminal 2 JICT hanya sementara saja saat lalu lintas barang sedang padat di Priok.
"Pelayaran masuk ke terminal 3 Priok itu merupakan customer choice, dan kita selaku operator fokus pelayanan di terminal ,"ujarnya kepada Bisnis, Jumat (5-8-2016).
Kepadatan kegiatan delivery peti kemas yang berpotensi kongesti di pelabuhan Priok terus terulang setiap akhir pekan dalam sebulan tetakhir ini di terminal 3 Pelabuhan tersebut.
Masuknya kapal peti kemas besar NYK Line dan Maersk Line disebut sebagai pemicu terjadinya kepadatan peti kemas itu mengingat terbatasnya fasilitas container yard dan tidak tersedianya lapangan parkir truk di terminal 3 Priok.
Bahkan dalam pembahasan antara stakeholder terkait yang dipimpin Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok diputuskan salah satu opsi untuk mengalihkan layanan kedua kapal tersebut sebagai solusi tercepat menghindari terulangnya ancaman kongesti Priok.
Pihak kedua perusahaan pelayaran peti kemas itu yang coba dihubungi Bisnis belum berhasil dikonfirmasi,dan pesan singkat yang dikirimkan Bisnis terkait hal itu belum dibalas.
Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro mengatakan,fasilitas terminal 3 Priok belum layak melayani ekspor impor karena lapangannya terbatas.
Toto menyayangkan mengapa Pelindo II mengijinkan fasilitas terminal 3 melayani ekspor impor,padahal BUMN itu sudah menyiapkan JICT,TPK Koja, Terminal Mustika Alam Lestari (MAL), dan yang terbaru adalah New Priok Container Terminal One (NPCT-1) sebagai terminal ekspor impor.
"Terminal 3 Priom itu sebelumnya terminal konvensional dan hanya layani domestik,kenapa sekarang dipakai untuk kegiatan ekspor impor.Ya beginilah akibatnya biaya logistik justru membengkak karena barang terlambat ekspor dan barang impor terhambat sampai gudang,"ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Operasi dan Sistem Informasi Tehnologi Pelindo II,Prasetiadi mengatakan, akan mengalihkan layana kapal NYK Line dan Maersk Line dari terminam 3 Prion ke terminal peti kemas lainnya di pelabuba itu.
Kongesti Priok : Fasilitas eks JICT-2 Jadi Buffer Sementara
Pelindo II memanfaatkan fasilitas terminal 2 eks Jakarta International Container (JICT) sebagai buffer area untuk truk peti kemas yang akan masuk ke terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok sebagai solusi jangka pendek atau sementara menghindari ancaman kongesti di pelabuhan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Akhmad Mabrori
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu