Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ALFI Desak Indonesia Genjot Pembangunan Infrastruktur Logistik

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyatakan, Pemerintah RI perlu terus menggenjot pembangunan dan penyiapan infrastruktur penunjang kegiatan logistik di dalam negeri untuk lebih menarik minat investasi dan menekan cost logistic nasional.
Aktivitas logistik di pelabuhan Tanjung Priok./Ilustrasi-Bisnis.com
Aktivitas logistik di pelabuhan Tanjung Priok./Ilustrasi-Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyatakan Indonesia perlu terus menggenjot pembangunan dan penyiapan infrastruktur penunjang kegiatan logistik di dalam negeri untuk lebih menarik minat investasi dan menekan cost logistic nasional.

Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan meskipun saat ini pemerintah sudah memiliki komitmen dalam penyiapan infrastruktur tersebut, realisasinya masih terkesan lamban.

Dengan demikian, hambatan dan tingginya biaya logistik masih dirasakan para pelaku usaha dan berdampak pada merosotnya daya beli masyarakat karena harga komoditas yang tidak bisa kompetitif.

“Efisiensi logistik dan efektifnya kegiatan di sektor itu harusnya diukur berdasarkan tiap komoditi. Oleh karenaya, pengembangan infrastruktur logistik harus terintegrasi dengan yang ada di darat, laut maupun udara, termasuk soal kompetensi SDM-nya di sektor logistik itu sendiri,” ujarnya saat Halal Bihalal Pengurus DPP & DPW ALFI DKI Jakarta dengan perusahaan anggota ALFI, Rabu (3/8/2016).

Acara yang bertema ‘Sosialisasi Peraturan Pemerintah Dalam Era Masyarakat Ekonomi Asean’ tersebut juga diikuti sekitar 700-an perusahaan forwarder dan logistik yang beroperasi di Jakarta.

Dia mengatakan dalam periode empat tahun terakhir (2012-2015) aktivitas logistik melalui angkutan udara bergerak tumbuh setiap tahunnya bahkan untuk kegiatan logistik domestik tumbuh mencapai 15% per tahun sedangkan ekspor impor tumbuh 2-3%/tahun.

Penurunan aktivitas logistik selama periode itu justru terjadi pada kegiatan logistik melalui angkutan laut atau pelabuhan yakni rerata 10%-30% per tahunnya. “Bahkan pada 2015 penurunan aktivitas logistik melalui moda angkutan laut dan pelabuhan mencapai 32%,” tuturnya.

Namun, Yukki menilai penurunan aktivitas logistik melalui moda angkutan laut tersebut lebih dipicu pada lesunya perekonomian global, serta lambannya penyiapan infrastruktur pelabuhan dan angkutan laut.

“Penyiapan infrastruktur itu tanggung jawab pemerintah dan sampai kini infrastruktur di laut kita itu masih ketinggalan ketimbang negara Asean lainnya,” paparnya.

Yukki mengatakan selain yang menyangkut infrastruktur berupa fisik juga dibutuhkan dukungan sistem informasi dan tehnologi (IT) yang sempurna guna mewujudkan bisnis logistik yang efisien.

Namun, kata dia, dalam kenyataanya sekarang ini sistem IT yang mendukung aktivitas logistik di Tanah Air seringkali bermasalah seperti yang terjadi pada sistem online ekspor impor yang dikenal dengan istilah Costums-Excise Information System and Automation (CIESA).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhmad Mabrori

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper