Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan investasi milik pemerintah Malaysia, Khazanah Nasional Berhad tertarik menambah investasi di sektor pembangkit listrik dan telekomunikasi, setelah ikut berinvestasi pada pembangunan ruas jalan tol Cikopo-Palimanan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kunjungan kehormatan yang dipimpin oleh Executive Director Khazanah Dato Noorazman Abd Aziz dengan Presiden Joko Widodo membicarakan mengenai potensi bisnis lainnya yang terbuka lebar untuk dimasuki oleh BUMN Malaysia itu di Indonesia.
Darmin mengatakan Presiden mempersilahkan Khazanah untuk menyampaikan proposal. Saat ini, dia mengatakan BUMN itu sangat tertarik untuk mengambil peluang di sektor pembangkit listrik dan telekomunikasi.
Dalam kesempatan itu, Darmin mengatakan bahwa Presiden Jokowi menyampaikan bahwa investasi jalan tol, utamanya ruas Trans Sumatera sangat terbuka untuk dimasuki lagi oleh Khazanah.
“Silahkan sampaikan proposal, termasuk untuk telekomunikasi dan pembangkit listrik,” katanya, usai kunjungan kehormatan di Istana Merdeka, Selasa (2/8/2016)
Darmin mengatakan sektor pembangkit listrik menjadi salah satu sektor yang banyak peminatnya. Dari total proyek 35.000 mw, hanya tinggal 17.000mw proyek yang belum teken kontrak, namun proses tender sudah akan dimulai pada 2-3 bulan mendatang.
Adapun, Darmin mengatakan Presiden mempersilakan Khazanah untuk mempelajari dahulu mengenai skema investasi nantinya, bisa dikerjakan sendiri, atau dengan menggandeng BUMN maupun swasta.
Dalam pertemuan bilateral antara pemerintah Malaysia dan Indonesia di Istana Merdeka, kemarin (1/8/2016), Perdana Menteri Malaysia Mohammad Najib menginginkan investasi dan perdagangan antar dua negara terus meningkat dengan mempererat sejumlah kerja sama.
“Malaysia merupakan investor kedua terbesar di Indonesia tahun lalu dan kita mau juga agar nilai perdagangan Malaysia-Indonesia bisa mencapai US$30 miliar dalam beberapa tahun mendatang,” ujarnya.
Najib mengatakan peningkatan investasi sangat terkait dengan langkah pemerintahan Jokowi yang melakukan deregulasi besar-besaran sehingga Indonesia menjadi lebih “investor friendly”.
Dia mencontohkan proyek Cikampek-Palimanan yang turut melibatkan investor Malaysia dan dalam waktu dekat MOU rumah bersubsidi, dimana tiga perusahaan Malaysia ikut terlibat dalam proyek tersebut.
“Ini adalah contoh malaysia boleh memberi sumbangan dalam pembangunan infrastruktur yang menjadi agenda presiden jokowi. Saya ucap terimakasih kami akan terus kerja sama seerat mungkin kedua
dua negara,” ujarnya.
Tahun lalu, Malaysia menjadi investor kedua terbesar yang menanamkan modalnya ke Indonesia setelah Singapura. Realisasi investasi mencapai US$ 3 miliar atau melesat 73% year on year.