Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Indonesia, BI Optimistis Pertumbuhan di Angka 5%

Bank Indonesia tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun berada di kisaran 5,1% sampai 5,4%. Adapun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2016 diprediksi semakin mendekati 5% atau lebih baik ketimbang kuartal I/2016 yang sebesar 4,9%.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. /Bisnis.com
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. /Bisnis.com

Bisnis.com, NUSA DUA – Bank Indonesia tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun berada di kisaran 5,1% sampai 5,4%. Adapun, pertumbuhan ekonomi pada  kuartal II/2016 diprediksi semakin mendekati 5% atau lebih baik ketimbang kuartal I/2016 yang sebesar 4,9%.

Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan untuk melihat pertumbuhan dari sisi korporasi dan rumah tangga ke depannya akan tergantung kepada seberapa besar pemulihan ekonomi Indonesia.

“Pada kuartal pertama tahun ini, ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% itu didukung dengan stimulus fiskal, sedangkan pada kuartal kedua tahun ini tampaknya tetap tumbuh sekitar 4,9% sekianlah semakin dekat menjadi 5% karena stimulus fiskal tetap kuat,” ujarnya setelah Joint Seminar International Bank Indonesia dan Federal Reserve Bank of New York pada Senin (1/8/2016).

Perry pun menambahkan dengan berbagai kejadian eksternal seperti keluarnya Inggris dari Uni Eropa maupun kondisi permintaan dan penawaran domestik. BI masih tetap yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh sesuai target awal yaitu di kisaran 5,1% sampai 5,4%.

“Ekonomi growth pada terming point semakin membaik walaupun memang belum terlalu kuat. Nantinya pada kuartal III/2016 dan kuartal IV/2016 mungkin dari sisi korporasi sudah mulai menunjukkan pertumbuhan,” tambahnya.

Adapun, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai target pada akhir tahun nanti, segi permintaan harus ditingkatkan dengan tetap mendorong segi penawaran.

Perry menjelaskan untuk menambah permintan bisa lewat proyek infrasturktur, program bantuan sosial, penurunan suku bunga, relaksasi makroprudensial, penurunan giro wajib minimum (GWM) dan kebijakan pengampunan pajak.

“Lalu, posisi kebijakan bank sentral pun sangat dibutuhkan untuk bisa membalikkan ekspektasi negatif. Di luar itu, kebijakan pengampunan pajak diperkirakan menjadi sentimen positif kepada dunia usaha,” jelasnya.

Secara umum, Perry menjelaskan angka impor non migas pada  Juni sudah meningkat baik bahan baku maupun bahan pendukung, walaupun bila dilihat secara year on year (yoy) memang masih negatif.

“Tren pertumbuhan yang secercah mulai tampak menjadi perspektif kalau dunia usaha secara perlahan pun membaik. Hal ini pun bisa ikut mendorong permintaan juga,” ujarnya.

Beberapa ekonom pun turut optimistis Indonesia bisa capai pertumbuhan ekonomi sebesar 5% pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper