Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara Kualanamu Belum Dimaksimalkan untuk Kargo Ekspor

Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang dinilai potensial untuk melayani pengiriman kargo ekspor. Kendati demikian, hingga saat ini bisnis kargo ekspor via bandara ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh para pengusaha di Sumatra Utara.
Bandara Kualanamu/Antara-Irsan Mulyadi
Bandara Kualanamu/Antara-Irsan Mulyadi

Bisnis.com, MEDAN - Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang dinilai potensial untuk melayani pengiriman kargo ekspor. Kendati demikian, hingga saat ini bisnis kargo ekspor via bandara ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh para pengusaha di Sumatra Utara.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya B Bandara Kualanamu mencatat pada semester I/2016, nilai devisa ekspor mencapai US$140 miliar. Adapun, nilai tersebut merosot dari semester II/2016 US$199 miliar.

Kendati demikian, jika ditinjau dari jumlah dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) justru meningkat dari 3.294 dokumen menjadi 3.524 dokumen. Dari sisi volume barang juga meningkat dari 3,8 juta kg menjadi 5,1 juta kg pada semester I/2016.

"Kalau melihat nilai devisa ekspor secara bruto memang menurun. Kami melihat potensi Bandara Kualanamu jadi persinggahan pesawat kargo itu besar, tapi belum dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha di Sumut. Selama ini ekspor dari bandara masih menggunakan pesawat penumpang," papar Kepala KPPBC Bandara Kualanamu Zaky Firmansyah, Kamis (28/7/2016).

Lebih lanjut, dia menjelaskan, saat ini kapasitas kargo ekspor di Bandara Kualanamu cukup besar bahkan menduduki peringkat keempat setelah Bandara Soekarno Hatta, Bandara Juanda, dan Bandara I Gusti Ngurah Rai. Saat ini terdapat 23 frekuensi penerbangan internasional dari Bandara Kualanamu.

"Ke depan kami ingin mendorong para pengusaha di Sumut agar lebih banyak berorientasi ekspor. Kita bisa mengubah pola logistik kok. Tidak lagi dari Jakarta. Kita bisa jadikan Bandara Kualanamu hub internasional untuk Sumatra. Bandara ini kapasitas dan infrastrukturnya memadai kok. Perbincangan juga mengarah ke sana. Tapi yang paling diperlukan sinergi dengan teman-teman pengusaha," tambah Zaky.

Dia memprediksi, pasca Masyarakat Ekonomi Asean mulai berlaku pada akhir tahun lalu, dalam 2 tahun ke depan, Bandara Kualanamu seharusnya sudah siap melayani kargo ekspor. Namun, hal tersebut bergantung pada peningkatan lalu lintas ekspor.

Adapun, Zaky mengemukakan, saat ini masih banyak para pengusaha di Sumut terutama UMKM yang belum berorientasi ekspor karena masih kekurangan informasi Beberapa hambatan di antaranya kesiapan entitas perusahaan, status eksportir hingga pembiayaan ekspor.

"Oleh karena itu, berdasarkan paket kebijakan ekonomi dari pemerintah pusat, kami juga akan membantu penyederhanaan aturan ekspor bagi UMKM. Bagaimana mendorong PLB [Pusat Logistik Berikat]. Kalau sudah ada PLB, UMKM bisa mendapatkan barang penolong langsung di Indonesia, bukan dari luar negeri lagi," ucapnya lagi.

Saat ini, Zaky merinci, sebagian besar pengguna layanan ekspor Bandara Kualanamu adalah UMKM, terutama usaha menengah. Berdasarkan sektor, terutama untuk produk perikanan yang masih diperbolehkan, barang-barang pertanian, perkebunan, dan manufaktur.

Adapun, berdasarkan dokumen ekspor, tujuan utama yakni Eropa, Amerika, dan Asia. Tak hanya pengusaha asal Sumut, tapi juga Aceh dan sebagian Riau juga telah memanfaatkan layanan ekspor melalui Bandara Kualanamu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper