Bisnis.com, JAKARTA- Sejumlah data ekonomi telah dirilis dan menjadi sentimen pasar.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya mengemukakan berikut data ekonomi yang telah dirilis dan dampaknya ke pasar.
- Harapan pelonggaran likuiditas masih tinggi. ECB Rate tetap tetapi program pembelian aset bisa diperpanjang. Bank Sentral Zealand mengindikasikan rencana pelonggaran moneter ke depan. (EUR/USD -0,53%, Yield Bund 10 tahun -3,6bps, DAX +0,8% WoW)
- Data AS membaik. Markit Manufacturing PMI AS naik ke 52,9 dari 51,3 di Juli 2016. (Indeks dolar +0,9%, yield UST 10 tahun +1,5bps WoW)
- Pesimistis terhadap pertumbuhan global. IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global 2016 dan 2017 -0,1% menjadi 3,1% YoY dan 3,4% YoY
- Belanja pemerintah Indonesia membaik. Defisit anggaran semester I/2016 mencapai Rp230,7 triliun atau 1,83% terhadap PDB. Pendapatan negara mencapai Rp634,7 triliun atau 35,5% dari target sementara belanja mencapai Rp865,4 triliun atau 41,5% dari pagu
- Pelonggaran tertahan ketidakpastian global. BI memutuskan bahwa BI Rate tetap pada 6,50% dan 7-day repo rate 5,25%. (Yield SUN 10 tahun -9,5bps, JIBOR ON +0,5bps WoW)
- Euforia tax amnesty bertahan. BI memperkirakan dana repatriasi tax amnesty akan besar pada Desember 2016. Di hari kelima pelaksanaan program tax amnesty, uang tebusan deklarasi tercatat lebih dari Rp 6 miliar
- Ekspektasi suku bunga rendah bertahan. BI meyakini bunga kredit perbankan bisa turun 100 bps hingga akhir 2016. Presiden Joko Widodo menjanjikan suku bunga KUR akan menjadi 7% mulai tahun depan