Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Berkomitmen Investasi Pabrik Vaksin Hewan US$100 Juta

PT Biotis Prima Agrisindo, produsen vaksin hewan asal China yang merupakan perusahaan patungan Pharmally International Holding Company Limited dan Harbin Weike Biotechnology Company berkomitmen menanamkan investasi US$100 juta di Indonesia.
Ilustrasi: Flu burung/abcnews.go.com
Ilustrasi: Flu burung/abcnews.go.com

Bisnis.com, BOGOR- PT Biotis Prima Agrisindo, produsen vaksin hewan asal China yang merupakan perusahaan patungan Pharmally International Holding Company Limited dan Harbin Weike Biotechnology Company berkomitmen menanamkan investasi US$100 juta di Indonesia.

Tony Huang, Chairman Pharmally International mengatakan pihaknya telah membangun pabrik vaksin flu burung di kawasan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor yang rencananya akan menjadi salah satu pabrik vaksin pemasok terbesar di Asean.

"Investasi pabrik vaksin hewan ini dilakukan untuk tiga tahun ke depan dengan proyeksi hingga mencapai US$100 juta. Tahap awal kami keluarkan US$50 juta untuk beli lahan, pembangunan pabrik, beli mesin, riset dan dana praoperasional," ujarnya di sela peletakan batu pertama pembangunan pabrik, Sabtu (23/7).

Untuk tahap kedua, pihaknya akan menggelontorkan investasi sebesar US$50 juta lagi. Dana tersebut rencananya akan diperoleh dari pasar modal seiring pihaknya akan mendaftarkan perusahaan ke Bursa Efek sehingga investasi tercatat mencapai US$100 juta.

Menurutnya, pembangunan pabrik dan percobaan produksi diproyeksikan akan rampung pada kuartal III/2017, sementara proses produksi dimulai pada kuartal IV/2017. Adapun, pada tahap awal kapasitas produksi vaksin secara tahunan diperkirakan mencapai 8 miliar ampul.

Sementara itu, setelah pabrik beroperasi ke depannya, perusahaan menargetkan untuk memasok kebutuhan vaksin hewan ke pasar Asean salah satunya Indonesia dengan produk Avian Influenza alias vaksin flu burung dan vaksin Newcastle Disease atau tetelo.

Setelah produksi tahap awal berjalan lancar, pihaknya akan mengembangkan sayap untuk memproduksi vaksin hewan lainnya hingga tahap berikutnya memasok produk vaksin hewan hingga ke Amerika, Timur Tengah dan Rusia.

"Indonesia ini tingkat konsumsi daging ayamnya besar, maka kami melihat kebutuhan vaksin flu burung cukup tinggi untuk mencegah penyebaran penyakit hewan dan kesehatan unggas," ujarnya.

Fredy Widjaja, Direktur PT Biotis Prima Agrisindo menuturkan pabrik vaksin hewan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor dibangun di atas lahan seluas 45.000 meter persegi dengan luas bangunan 26.000 meter persegi.

Rinciannya, terdiri dari ruang produksi vaksin aktif dan produksi vaksin inaktif atau yang telah dijinakan dengan total dua jalur produksi untuk embrio vaksin dan dua jalur produksi untuk sel.

Dipilihnya kawasan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, lanjutnya, karena daerah tersebut termasuk kawasan industri yang dinilai berada di lokasi strategis baik ke Bogor, Tangerang dan Jakarta.

"Namun yang jelas pembangunan pabrik ini kami pastikan tidak akan merusak lingkungan karena sebelum limbahnya dibuang ke sungai, kami sudah kelola dulu agar tidak mencemari," paparnya.

Seperti diketahui, Pharmally International saat ini berada di peringkat ke-6 terbesar dalam sektor produksi cairan infus di China dengan kapasitas produksi mencapai 430 juta kantong per tahun.

Adapun, Harbin Weike adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara China yang dibentuk pada 1992 yang secara langsung dibawahi oleh Harbin Veterinary Research Institute--satu-satunya institusi kedokteran hewan di Departemen Pertanian Tiongkok.

Dalam konsorsium pembentukan PT Biotis Prima Agrisindo ini, Pharmally International memiliki saham 69% dibandingkan saham Harbin yang sebesar 10%. Adapun untuk saham 21% dimiliki oleh mitra strategis di Indonesia dan Taiwan.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Leopald Halim menyambut baik pembangunan pabrik vaksin flu burung tersebut.

"Menurut saya bagus, jadi banyak pilihan bagi para pelaku usaha unggas untuk memilih produk vaksin. Hanya saja saya meminta agar harganya dipertimbangkan biar kompetitif," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper