Bisnis.com, SEMARANG--AirAsia memesanan tambahan mesin CFM jenis LEAP-1A sebanyak 200 unit senilai US$2,7 miliar untuk 100 unit pesawat Airbus A321neo yang baru dipesan maskapai tersebut. CEO Grup AirAsia Tony Fernandes mengatakan pemesanan ini akan menambah jumlah mesin LEAP yang digunakan oleh AirAsia menjadi hampir 730 unit.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Chief Executive Officer Thai AirAsia Tassapon Bijleveld yang mewakili CEO Grup AirAsia Tony Fernandes, dan Presiden & CEO CFM International Jean-Paul Ebanga, di Grosvernor House Hotel, Inggris, pekan lalu. Hadir dalam prnandatangan itu AirAsia Group Engineering Head Anaz Ahmad Tajuddin dan Wakil Presiden dan General Manager dari perusahaan induk CFM, GE Aviation Chaker Chahrour.
"Pemesanan mesin ini untuk A321neo adalah elemen penting dalam pertumbuhan dan perluasan strategi jangka panjang kami," ujar Tony Fernandes dalam siaran persnya, Jumat (15/7)
Dia mengatakan memilih mesin yang tepat untuk digunakan pada A321neo sangat penting untuk keberhasilan strategi perusahaannya. Bagi AirAsia, lanjutnya, LEAP-1A adalah pilihan yang tidak perlu dipertimbangkan lagi. "Mesin ini telah menunjukkan efisiensi bahan bakar hingga 15%. Kami cukup akrab dengan keandalan yang melekat pada produk CFM dan dampak yang dibawanya pada operasional kami," katanya.
AirAsia, lanjutnya, sebagai pelopor penerbangan berbiaya hemat telah menjadi pelanggan CFM selama lebih dari satu dekade. AirAsia adalah pelanggan LEAP sejak awal dan memesan 400 mesin LEAP-1A pada pemesanan pertamanya, yang merupakan pemesanan terbesar dalam sejarah penerbangan pada saat itu—untuk digunakan pada pesawat A320neo pada Juni 2011. Selanjutnya, maskapai ini melakukan pemesanan tambahan sebanyak 128 unit mesin pada 2013.
"Sebagai satu-satunya operator terbesar Airbus A320 di kawasan Asia-Pasifik, AirAsia mengoperasikan 170 unit Airbus A320 yang bertenagakan CFM dengan sejumlah 304 unit armada lagi yang baru akan dikirimkan," katanya. Mesin LEAP-1A digunakan pada penerbangan perdana Airbus A321neo pada Februari 2016. Mesin ini akan mulai dioperasikan pada pertengahan 2016 untuk Airbus A320neo tahap awal. Tujuannya untuk memberikan peningkatan efisiensi bahan bakar sebesar 15%, begitu pula dengan jumlah pengurangan emisi CO2, 50% margin terhadap peraturan emisi yang baru, mengurangi polusi suara secara signifikan, serta keandalan yang ditawarkan oleh CFM dan juga biaya operasional secara keseluruhan yang lebih rendah. AirAsia mulai beroperasi pada 2001 dan terus melihat pertumbuhan yang stabil.
Saat ini, maskapai penerbangan berikut anak perusahaan mengoperasikan hampir 1.000 penerbangan per hari ke lebih dari 120 tujuan di 24 negara. Jean-Paul Ebanga, Presiden & CEO CFM International, mengaku yakin tidak ada dukungan lebih besar terhadap pilihan teknologi yang telah dikembangkan untuk mesin LEAP. "Kami akan membuktikan kepada mereka bahwa AirAsia telah membuat pilihan yang tepat."
Chaker Chahrour, Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Global untuk perusahaan induk CFM, GE Aviation, mengatakan perusahaannya senang bekerja dengan AirAsia dan tidak sabar untuk memasang LEAP-1A ke dalam armada maskapai itu pada akhir tahun ini. "Dalam banyak hal, AirAsia dan CFM telah tumbuh bersama dalam 25 tahun terakhir. Kami merasa terhormat untuk menjadi bagian dari salah satu tim yang paling dinamis dan sukses di industri saat ini."