Bisnis.com, JAKARTA—Bank Indonesia menilai pencapaian surplus neraca perdagangan pada semeter pertama tahun ini akan membantu kinerja defisit transaksi berjalan.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menilai defisit transaksi berjalan pada kuartal II/2016 masih pada kisaran dengan kuartal sebelumnya. Pada kuartal I/2016, current account deficit dicapai 2,14% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Jadi neraca barang dan jasa kita atau current account itu di kuartal I dan kuartal II ini memang relatif samalah,” katanya, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Menurutnya, rentang aman defisit transaksi berjalan terdapat pada level 2,2%-2,4% terhadap PDB. Level sehat itu juga menunjang optimisme investor di pasar keuangan terhadap kinerja makroekonomi dalam negeri.
“Dan inflasi kan juga relatif terkendali walaupun memang kalau angka di akhir [Juni 2016 lebih tinggi], di awal Juli karena itu masih periode puasa kan,” ucapnya.
Badan Pusat Statistik mencatatkan surplus neraca perdagangan paruh pertama tahun ini berada di level US$3,59 miliar. Angka surplus tersebut menyempit 19,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang menyentuh angka US$4,47 miliar.