Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan melaporkan ternyata gaharu asal Indonesia ternyata memiliki pasar yang cukup besar di Arab Saudi, dibuktikan dengan adanya kontrak ekspor senilai Rp100 miliar dengan salah satu perusahaan nasional.
Menurut catatan Kemendag, belum lama ini, PT Idaman Polanusa mencatatkan kesepakatan untuk memasok 100 ton gaharu selama setahun ke Arab Saudi.
Kesepakatan tersebut dibuat bersama mitra lokal Arab Saudi, yaitu Ali Mohammed H. Banafa Est di Jeddah (Addira Oud Jeddah) dan Muassesah Abdul Latif Alhamidi Almuagiyah Center Riyadh (Addira Oud Riyadh).
“Total nilai kontrak ekspor gaharu tersebut mencapai lebih dari SAR 30 juta atau Rp100 miliar. Hal ini menunjukkan besarnya potensi ekspor gaharu ke Arab Saudi,” ungkap Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Gunawan dalam siaran pers, Selasa (12/7/2016).
Hingga Juni 2016, gaharu telah diekspor lebih dari 10 ton dengan nilai lebih dari SAR 8 juta atau lebih dari Rp28 miliar.
Sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), gaharu banyak digunakan sebagai bahan baku industri parfum dan kosmetika, obat-obatan, maupun dupa/hio untuk perlengkapan upacara keagamaan.
Gaharu juga merupakan komoditas yang mahal dan mempunyai nilai prestise yang tinggi. Di Arab Saudi, gaharu banyak digunakan sebagai wewangian dalam berbagai kegiatan, seperti acara keagamaan, pesta pernikahan, menyambut tamu, bahkan acara resmi kenegaraan.