Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA CPO: Stabil, Tapi Tren Melemah

Permintaan dan harga ekspor crude palm oil atau CPO masih berfluktuasi dan membuat devisa Sumatra Utara dari golongan lemak dan minyak hewan/nabati hingga Mei tahun ini turun 12,72%.
Buah kelapa sawit/Antara
Buah kelapa sawit/Antara

Bisnis.com, MEDAN - Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, mengatakan, permintaan dan harga CPO masih tetap pengaruh krisis global.

Diperkirakan perdagangan CPO masih tetap kondisi stabil dengan tren melemah hingga akhir tahun. "Diharapkan 2017, permintaan dan harga semakin bagus menyusul perekonomian yang meningkat di negara-negara tujuan ekspor," katanya di Medan, Senin (11/7/2016).

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono, mengatakan permintaan dan harga ekspor crude palm oil atau CPO masih berfluktuasi dan membuat devisa Sumatera Utara dari golongan lemak dan minyak hewan/nabati hingga Mei tahun ini turun 12,72%.

"Kalau Januari - Mei 2015, devisa dari golongan barang itu masih bisa US$1,322 miliar, pada periode sama  2016 tinggal US$1,153 miliar," kata Wien Kusdiatmono di Medan, Senin (11/7/2016).

Penurunan nilai ekspor terlihat terjadi hampir di setiap bulan sebagai dampak permintaan yang masih melemah disusul harga ekspor yang masih berfluktuasi.

Pada Mei misalnya, nila ekspor tercatat US$229,282 juta dari posisi April yang sebesar US$255,679 juta.

Ekspor CPO Sumut sendiri terbesar masih tetap ke India, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Eropa.

Meski mengalami penurunan, kontribusi lemak dan minyak hewan/nabati itu masih tetap terbesar dalam total penerimaan devisa Sumut yang hingga Mei 2016 mencapai US$2,931 miliar.

"Hingga Mei, kontribusi lemak dan minyak hewan/nabati pada devisa Sumut sebesar 39,36%," kata Wien.

Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, mengatakan, permintaan dan harga CPO masih tetap pengaruh krisis global.

Diperkirakan perdagangan CPO masih tetap kondisi stabil dengan tren melemah hingga akhir tahun. "Diharapkan 2017, permintaan dan harga semakin bagus menyusul perekonomian yang meningkat di negara-negara tujuan ekspor," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper