Bisnis.com, JAKARTA--Terminal bus Tanjung Priok dinilai tidak manusiawi terhadap calon penumpang yang ingin melakukan perjalanan pulang ke kampung halamannya.
Pengamat Transportasi dari Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno mengatakan, pemerintah harus meninjau ulang keberadaan Terminal Tanjung Priok untuk pemberangkatan penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP).
"Dengan kondisi sekarang sungguh tidak manusiawi," kata Djoko, Jakarta, Minggu (3/7/2016).
Dia menambahkan, kondisi kumuh, kotor, dan jorok pada terminal bus Tanjung Priok terlihat sudah biasa.
Tidak hanya itu, dia melanjutkan, calon penumpang yang hendak melakukan perjalanan juga tidak mendapatkan kepastian mengenai waktu keberangkatan bus.
Sementara tidak mendapatkan kepastian, dia menambahkan, terminal Tanjung Priok juga tidak menyediakan ruang tunggu bagi calon penumpang.
"Dibangun tenda, tapi untuk parkir sepeda motor," katanya.
Dia mengungkapkan, calon penumpang yang hendak mudik terpaksa duduk lesehan di tempat panas dan menghirup udara yang keluar dari knalpot bus yang menghadap ke pemudik.
Kondisi tersebut, dia menilai, sangat tidak sehat bagi calon penumpang.
Oleh karena itu, dia menekankan, pemerintah harus melakukan merenovasi terminal Tanjung Priok pada tahun depan sesuai PP Nomor 74 tahun 2014 tentang Angkutan Jalan.
Menurutnya, masyarakat akan beralih ke kendaraan pribadi dan meninggalkan transportasi umum jika hal tersebut terus terjadi.
ARUS MUDIK LEBARAN 2016: Terminal Bus Tanjung Priok Dinilai Tidak Manusiawi Terhadap Pemudik
Terminal bus Tanjung Priok dinilai tidak manusiawi terhadap calon penumpang yang ingin melakukan perjalanan pulang ke kampung halamannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yudi Supriyanto
Editor : Mia Chitra Dinisari
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
13 jam yang lalu
Tekanan Berganda Harga Batu Bara dari China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 menit yang lalu
Industri Petrokimia Menanti Momentum Pemulihan Tekstil
5 jam yang lalu