Bisnis.com, JAKARTA - Dalam beberapa dekade ke depan, polusi udara akan terus bertambah parah kecuali jika negara-negara di seluruh belahan bumi bersedia menginvestasikan triliunan dana untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan dan melakukan kontrol emisi.
International Energy Agency (IEA) yang berbasis di Paris menyerukan agar seluruh pemerintahan di dunia mengadopsi strategi untuk mengurangi bahan polutan sekitar 50%. Berdasarkan sebuah laporan oleh IEA, rencana ini memerlukan peningkatan investasi sebesar 7% dari total investasi energi yang dibutuhkan hingga 2040. Investasi ini termasuk dana sebesar US$4.8 triliun untuk mengontrol polusi dan meningkatkan transformasi energi pada industri.
“Udara yang bersih merupakan hak dasar manusia yang tidak didapatkan oleh sebagian besar penduduk dunia. Kita harus merevisi pendekatan pengembangan energi sehingga para komunitas di dunia tidak perlu harus mengorbankan udara bersih demi pertumbuhan ekonomi,” kata Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (27/6/2016).
IEA mendukung strategi untuk mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, efisiensi energi, fasilitas memasak yang lebih baik dan kontrol emisi. IEA juga menyerukan target jangka panjang kolektif untuk meningkatkan kualitas udara serta kebijakan dan implementasi untuk memonitor dan menegakkan tujuan tersebut.
IEA menyerukan upaya tersebut mampu menekan angka kematian akibat polusi hingga lebih 3 juta kematian per tahun.
Buruknya kualitas udara mempengaruhi seluruh planet bumi. 80% dari kota-kota yang memantau tingkat polusi gagal memenuhi standar yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).
Tekanan publik meningkat di beberapa negara seperci China dan mendorong agenda energi terbarukan yang ambisius. Negara maju di barat juga memiliki andil dalam menimbulkan kabut asap. London adalah salah satu negara yang melewati standar tahunan polusi udara yang ditetapkan Uni Eropa delapan hari jelang 2016.
Laporan IEA menyebutkan industri energi merupakan kontributor tunggal terbesar buatan manusia yang mengakibatkan polusi udara. Sebagian besar polusi berasal dari penggunan bahan bakar yang tidak diatur dan tidak efisien.
IEA menilai polusi udara sebagai ancaman terbesar bagi kesehatan manusia setelah tekanan darah tinggi, pola makan yang buruk, dan merokok.