Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA DAGING: Kebijakan Impor Pemicu, NTT Masih Sanggup Pasok

Pengamat masalah pertanian dan peternakan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Leta Rafael Levis mengatakan kebijakan impor sapi menjelang hari raya keagamaan di Indonesia menjadi salah satu pemicu naiknya harga daging sapi di dalam negeri.
Nusa Tenggara Timur masih mampu mengatasi kekurangan daging sapi secara nasional./Bisnis
Nusa Tenggara Timur masih mampu mengatasi kekurangan daging sapi secara nasional./Bisnis

Bisnis.com, KUPANG -  Pengamat masalah pertanian dan peternakan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Leta Rafael Levis mengatakan kebijakan impor sapi menjelang hari raya keagamaan di Indonesia menjadi salah satu pemicu naiknya harga daging sapi di dalam negeri.

"Kebijakan tersebut sangat mempengaruhi psikologis konsumen, selain tata kelola manajemen pasar yang masih amburadul dan tidak berpihak kepada rakyat kecil," kata dosen Fakultas Pertanian Undana Kupang itu di Kupang, Kamis (23/6/2016).

Menurut dia, populasi sapi potong di Nusa Tenggara Timur masih cukup untuk mengatasi kekurangan daging sapi secara nasional, namun tata kelola manajemen pasar masih amburandul yang mengakibatkan kekurangan daging di di pasar dalam negeri.

"Sebenarnya, kita tidak kekurangan daging sapi karena populasinya cukup banyak bahkan daerah ini telah mengantarpulaukan sapi potong ke Jakarta dan Kalimantan untuk memenuhi kebutuhan daging di kedua daerah tersebut," katanya.

Menurut dia, langkah yang perlu diambil pemerintah adalah dengan mengoptimalkan populasi sapi di daerah-daerah sentra produksi ternak untuk mengatasi kekurangan daging secara nasiona.

"Model pengoptimalan populasi itu bisa dengan sistem penggemukan sapi, tanpa harus membiarkannya tumbuh secara alamiah di padang-padang penggembalaan," katanya.

Model pembiaran tersebut, kata dia, juga bagus namun tingkat perputaran ekonominya juga melambat karena membutuhkan waktu yang lama.

Populasi ternak sapi di NTT berdasarkan hasil sensus ternak mencatat sapi perah sekitar 320.000 ekor dan kerbau sekitar 150.000 ekor, sedang sapi potong tingkat populasinya hampir menyebar merata di semua kabupaten.

Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, misalnya, populasi sapi potong mencapai sekitar 167.800 ekor, Kabupaten Kupang 151.200 ekor dan Kabupaten Belu 111.200 ekor.

Secara pulau/kepulauan, sebagian besar populasi sapi potong terdapat di Pulau Timor 533.7000 ekor atau sekitar 68,5% dari populasi sapi potong di seluruh NTT.

Pulau Flores 132.000 ekor (17,0%), Pulau Sumba 62.5000 ekor (8,0%), dan Kepulauan Lainnya (Alor, Lembata, Rote Ndao, dan Sabu Raijua) 50.100 ekor (6,4%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper