Bisnis.com, SAMARINDA - Jaringan Advokasi Tambang Provinsi Kalimantan Timur menolak rencana pembangunan jalur rel kereta api di provinsi yang berjuluk Bumi Etam itu.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Provinsi Kaltim Pradarma Rupang mengatakan pembangunan rel kereta api ini memiliki sejumlah persoalan yang belum selesai hingga saat ini.
Persoalan itu antara lain terkait keselamatan dan kesehatan warga di 22 desa yang dilalui jalur kereta api ini. Tentunya, dengan adanya jalur kereta api ini akan semakin berdampak pada laju pembukaan lubang tambang akan semakin masif.
Pasalnya, para pengusaha tambang akan semakin dipermudah untuk membawa hasil tambang batubara mereka menggunakan transportasi kereta api ini.
"Persoalan ikutan lainnya debu batu bara yang menderita. Sementara, kesehatan ini bukan harga yang murah di Kaltim," ujarnya dalam Rembuk Etam, Selasa (21/6/2016) malam.
Selain itu, tidak ada hak veto terhadap rakyat Kaltim terkait pengelolaan sumber daya alam. Masyarakat tidak dianggap adanya pembukaan tambang-tambang baru di wilayah mereka.
"Persoalan lainnya Kaltim mengklaim turut aktif dapat menekan gas rumah kaca. Namun, pembangunan rel kereta api ini akan meningkatkan laju gas emisi karbon," tutur Rupang.