Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pinsar: Pengusaha Pembibitan Unggas Korban Kebijakan Apkir Dini

Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Indonesia Hartono mengatakan perusahaan pembibitan unggas hanya korban dari kebijakan apkir dini induk ayam yang diperkarakan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
Peternak ayam/ilustrasi
Peternak ayam/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Indonesia Hartono mengatakan perusahaan pembibitan unggas hanya korban dari kebijakan apkir dini induk ayam yang diperkarakan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.

"Saya harus jujur, dalam perkara apkir dini ini, Charoen dan Japfa (perusahaan pembibitan unggas) dan para terlapor lain merupakan pahlawan karena berkorban demi menyelamatkan kami selaku peternak mandiri," kata Hartono dalam siaran pers, Kamis (16/6/2016).

Hartono mengemukakan hal itu saat bersaksi di sidang pemeriksaan lanjutan dugaan kartel ayam pedaging di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pada Rabu (15/6).

Hartono menaksir, kerugian yang ditanggung oleh 12 perusahaan pembibitan yang menjadi terlapor mencapai Rp600 miliar. Dalam persidangan Hartono mengakui bahwa usulan apkir dini bermula dari tuntutan Pinsar agar pemerintah mengambil langkah nyata atas krisis yang dialami peternak.

Sejak 2013, ujar dia, peternak menderita karena harga ayam hidup jatuh di bawah harga pokok produksi (HPP). Hartono yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Pinsar Indonesia kemudian memimpin demonstrasi-demonstrasi peternak di sejumlah instansi pemerintahan dalam kurun waktu 2013 sampai 2014.

Hartono mengungkapkan, setelah Muladno menjabat sebagai Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian di Juni 2015, Pemerintah mulai melakukan tindakan yang lebih nyata ketimbang hanya memberikan janji.

"Pak Muladno berani pasang badan untuk menyelamatkan peternak dengan meminta perusahaan pembibitan untuk melakukan apkir dini PS ('parent stock'/induk ayam)," jelasnya.

Hartono mengatakan saat apkir dini tahap I terhadap 2 juta PS dilakukan pada Oktober dan November 2015, serta tahap II sebanyak 1 juta, peternak sempat merasakan dampak positifnya pada bulan Desember tahun itu.

Menurut dia, apkir dini yang dilakukan menguntungkan peternak karena harga ayam hidup yang terpuruk mulai bergerak normal. Namun, lanjutnya, setelah ada instruksi dari KPPU untuk menghentikan apkir dini, harga kembali jatuh pada Februari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper