Bisnis.com, JAKARTA – PT Ciputra Surya Tbk. berencana memasarkan Kozko atau apartemen sederhana untuk mahasiswa yang bersatu dengan unit pertokoan dalam proyek Barbasari Junction di Jalan Solo, Yogyakarta pada Agustus usai Lebaran nanti.
Direktur Utama PT Ciputra Surya Tbk. (CTRS) Harun Hajadi mengatakan pada tahap pertama perseroan akan memasarkan sebanyak 40 unit Kozko dengan harga antara Rp3 miliar – Rp5 miliar.
“Kos-kosan dan toko ini kita jual pada investor di Jakarta ya, kami perkirakan akan terbangun 100 unit Kozko nantinya dipadu dengan townhouse dan pusat perbelanjaan,” katanya kepada Bisnis di Jakarta, Kamis (16/6).
Harun mengatakan setiap unit Kozko akan terdiri dari satu unit toko dan tiga lantai kos-kosan yang akan merangkum 14 unit kamar. Setiap unit akan dijual tanpa furniture agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunan nantinya.
Proyek perdana CTRS di Kota Pelajar tersebut merupakan hasil kerjasama dengan perusahaan Sun Motor di atas lahan 2,5 hektare. Untuk mengembangkan proyek tersebut, kata Harun, CTRS akan menggelontorkan gross development value atau GDV sekitar Rp600 miliar.
Saat ini, kata Harun, perseroan juga masih fokus dengan pembebasan lahan di daerah Pulogadung, Jakarta Timur seluas 13,5 hektare. CTRS bekerja sama dengan GamaLand dan Multivision berencana akan membangun rumah susun sebanyak 16.000 unit.
“Kami perkirakan 20% nanti untuk fasilitas likuiditas pembiayaan perumaha dan sisanya dijual komersial Rp10 – Rp15 juta per meter persegi,” ujar Harun.
Proyek yang diperkirakan menelan nilai investasi Rp4 triliun tersebut akan menyasar pekerja industri di Jakarta dan sekitarnya. Namun, Harun masih tak yakin tahun depan soal pembebasan dan perizinan sudah dapat dirampungkan.
Sementara itu, pembangunan Citraland Jayapura yang direncanakan tahun lalu hingga saat ini belum dapat dimulai. Pihaknya masih terkendala dengan perijinan sehingga belum dapat memastikan waktu yang pas untuk membangun. “Kita akan bangun kalau hanya ada izin saja.”
Tahun ini CTRS menganggarkan Rp1 triliun untuk belanja modal. Sejumlah proyek di kota besar seperti Surabaya dan Makassar masih akan menjadi harapan untuk kontribusi pendapatan pra penjualan.
Menurut Harun, kota-kota besar yang tidak terkena dampak dari harga komoditi akan menjadi potensi bagi pasar properti secara umum. Berbeda dengan Kalimantan dan Sumatera yang diperkirakan masih akan sepi.
“Kami akan terus cari peluang di mana lahan yang baik untuk membuat proyek-proyek baru. Sejauh ini Surabaya masih sangat potensial. Pada 2019 nanti jika sudah rampung semua proyek, kami punya delapan tower di sana,” katanya.
Hingga saat ini, CTRS sudah memiliki 21 proyek eksisting yang tersebar di 11 kota di Indonesia.