Bisnis.com, JAKARTA- Sejumlah data ekonomi dari dalam dan luar negeri telah dirilis pekan ini.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya, mengatakan data ekonomi yang dirilis tersebut beserta dampaknya pada pasar adalah:
- Pesimistis terhadap pertumbuhan global
World Bank memperkirakan ekonomi dunia hanya tumbuh 2,4% YoY di 2016, lebih rendah dari sebelumnya di 2,9% YoY (Yield UST 10 tahun -6bps WoW)
- Likuiditas global terjaga.
ECB memulai program stimulus pembelian obligasi korporasi yang diterbitkan perusahaan di kawasan Uni Eropa. (Yield Bund 10 tahun -4,8bps WoW)
- Likuiditas dolar menipis.
Cadangan devisa Indonesia Mei 2016 turun US$4,1 miliar ke $103,6 miliar. (USD/IDR +0,06% WoW)
- Indonesia lebih pesimistis terhadap pertumbuhan.
Pemerintah dan Komisi XI DPR RI menyetujui asumsi pertumbuhan ekonomi RAPBN-P 2016 dari 5,3% YoY menjadi 5,1% YoY. (IHSG -0,12% WoW)
- Prospek pertumbuhan membaik
Consumer Confidence Index Indonesia naik ke 112,1 dari 109 di Mei 2016. Survei penjualan eceran BI Mei 2016 tumbuh 11,3% YoY, lebih cepat 0,2% dari bulan sebelumnya.
- Ekspektasi inflasi meningkat
Pemerintah berencana menurunkan subsidi BBM jenis solar dari Rp1.000 per liter menjadi Rp 350 per liter. Pemerintah mulai bersiap untuk mencabut subsidi listrik daya 900 VA mulai Juli 2016. (JIBOR ON +5bps, yield SUN 10 tahun -10bps WoW)