Bisnis.com, SURABAYA - Sektor industri makanan dan minuman di Jawa Timur pada Ramadan tahun ini diprediksi bakal melonjak sampai 75% lantaran perekonomian pada pertengahan tahun ini dianggap perlahan kembali pulih.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Jawa Timur, Yapto Willy Sinatra mengatakan, kebutuhan produk makanan dan minuman untuk tahun ini cukup bagus, tetapi lanjutnya, produsen cenderung tidak ingin memperbanyak stok produksi dan hanya memproduksi sesuai permintaan konsumen.
"Produsen tidak banyak nyetok barang karena kami melihat daya beli masyarakat sekarang ini belum terlalu baik, jika dibandingkan 2 tahun terakhir ini," katanya Jumat (10/6/2016).
Yapto menjelaskan seperti biasanya saat menjelang Ramadhan dan Lebaran permintaan produk lebih tinggi sesuai dengan hukum pasar yang berjalan. Jika permintaan meningkat, maka berdampak pada naiknya harga suatu barang.
Meski begitu, lanjut Yapto, tahun ini pun produsen mamin memang masih sulit melakukan koreksi harga produk, padahal harga bahan baku gula tinggi. "Kalau sekarang ini kami belum berani menaikkan harga jual karena daya beli masyarakat belum terlalu baik. Nanti malah tidak laku," imbuhnya.
Akibat tingginya harga bahan baku, tambah Yapto, produsen juga tidak menambah produksi alias stagnan seperti tahun lalu.
Yapto memaparkan, komposisi bahan baku gula dalam produksi makanan sendiri mencapai 5%-7,5%, sedangkan untuk produk minuman mencapai 10%-12,5%. Adapun jenis produk makanan dan minuman yang diminati konsumen yakni seperti sirup, kue kering serta biskuit.