Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2017, Bea Cukai Siap Evaluasi Kontribusi Keuangan Pusat Logistik Berikat

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan akan melakukan evaluasi keuangan dan efisiensi cost atas pelaksanaan Pusat Logistik Berikat setelah masa satu tahun beroperasi mengingat selama tiga bulan beroperasi masih ada lima pengelola yang masih menunggu kontrak.

Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan akan melakukan evaluasi keuangan dan efisiensi cost atas pelaksanaan Pusat Logistik Berikat setelah masa satu tahun beroperasi mengingat selama tiga bulan beroperasi masih ada lima pengelola yang masih menunggu kontrak.

Direktur Fasilitas Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Robi Toni menyatakan Pusat Logistik Berikat (PLB) tahap I sudah berkontribusi dalam penurunan dwelling time karena barang yang lebih cepat disimpan, serta lebih efisiennya mata rantai pasokan karena pengeluaran barang menjadi lebih cepat cukup satu atau dua hari.

“Nanti untuk evaluasi kontribusi keuangan PLB kepada negara akan kami lakukan secara berkala dan tahunan, angka pendapatan dari pajak penghasilan [PPh] semua akan diketahui tahun depan,” tutur Robi kepada Bisnis, Kamis (9/6/2016).

Menurut Robi, kontribusi PLB terhadap dunia usaha adalah mengefisiensikan pengeluaran, selain itu perusahaan yang mendapatkan fasilitas PLB juga akan mendapatkan insentif bebas biaya bea masuk.

“Mungkin nanti akan ada analysis cost dari yang sebelumnya menimbun di Singapura, setelah dipindah ke Indonesia berapa efisiensinya. Lagipula ini baru tiga bulan berjalan, dari sebelas PLB baru 6 yang sudah ada supplier, lima lainnya masih menunggu kontrak dengan supplier,” kata Robi.

Menurut Robi salah satu PLB yang masih menunggu kontrak dengan supplier adalah Cikarang Dry Port (CDP). Pasalnya, CDP masih menunggu pengalihan kerjasama supplier mereka yang sebelumnya bermitra dengan PT Gerbang Teknologi Cikarang.

Supplier CDP itu di Gerbang Teknologi Cikarang, menurut informasi dari pimpinannya supplier akan berkontrak dengan CDP mulai Juli tahun ini,” tutur Robi.

Robi memaklumi bahwa PLB ini tidak bisa langsung beroperasi karena sebagai mekanisme bisnis yang masih baru, supplier memerlukan penyesuaian dengan pengelola PLB.

Sementara itu menurut Kepala Subdit Tempat Penimbunan Berikat (TPB) Tatang Yuliono menyatakan bulan Juni ini PLB tahap II ditargetkan selesai verifikasi. “Semoga Juni ini beres semua. Kalau sudah rampung bisa langsung diresmikan dan beroperasi,” ucap Tatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper