Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR Pertanyakan Lagi Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 5,2%

Komisi XI DPR mempertanyakan kembali asumsi pertumbuhan ekonomi 5,2% yang disepakati di tingkat panitia kerja Badan Anggaran DPR.
Pertumbuhan/Ilustrasi
Pertumbuhan/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Komisi XI DPR mempertanyakan kembali asumsi pertumbuhan ekonomi 5,2% yang disepakati di tingkat panitia kerja Badan Anggaran DPR.

Sikap itu disampaikan Wakil Ketua Komisi XI Achmad Hafisz Tohir  saat membuka rapat kerja (raker) Rencana Kerja & Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) RAPBNP 2016 untuk Kemenkeu, Bappenas, BPK, BPKP, BPS, dan LKPP Kamis siang (9/6/2016).

“Kita melihat di Banggar terjadi beberapa perubahan asumsi tersebut. Ini yang membuat kita menjadi confused. Apakah kita harus membahas RKAKL ini sesuai dengan asumsi yang sudah kita sepakati [di Komisi XI] atau dengan asumsi yang telah sepakati di Banggar,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam rapat panitia kerja (Panja) A di Banggar DPR, Rabu (8/6/2016), pemerintah dan anggota dewan menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi 5,2%. Padahal, pada Selasa (7/6/2016) malam asumsi diturunkan menjadi 5,1% sejalan dengan usulan pemerintah teranyar di depan Komisi XI DPR.

Beberapa anggota Komisi XI pun bersuara. Sebagian menanyakan konsistensi pemerintah. Namun, ada pula yang menyatakan harus ada komunikasi yang lebih intens di internal DPR.

Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengaku pemerintah telah memperjuangkan kesepakatan di raker dengan Komisi XI yang mematok laju produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,1%.

Karena masih berada di tataran panja, belum raker, pihaknya menilai masih bisa didalami lagi. Selain itu, pihaknya juga meminta agar komunikasi antara Komisi XI dan Banggar DPR bisa dilakukan lebih intens.

“Kami akan mengupayakan agar asumsi pertumbuhan tetap di 5,1% yang kami anggap memang kredibel. Tapi mungkin nanti kalau Banggar berpendapat 5,2% yang terbaik mungkin kita akan perlukan semacam pertemuan khusus untuk memastikan mana asumsi yang dipakai,” tuturnya.

Untuk pembahasan RKAKL, mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini berpendapat agar tetap menggunakan asumsi 5,1%. Apalagi, menurutnya, perbedaan postur – terutama di sisi penerimaan – antara asumsi laju PDB 5,1% dengan 5,2% tidak terlalu besar. Kendati demikian, rapat ini tetap di-skors beberapa menit dan dibuka kembali dengan memakai asumsi pertumbuhan ekonomi 5,1%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper