Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Siapkan Insentif Industri Tekstil

Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan sistem insentif baru berupa refund biaya listrik yang bakal mendorong daya saing industri terutama industri tekstil.

Bisnis.com JAKARTA – Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan sistem insentif baru berupa refund biaya listrik yang bakal mendorong daya saing industri terutama industri tekstil.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan Program energy refund merupakan dana yang diberikan pemerintah kepada industri untuk mengganti biaya listrik yang dikeluarkan.

“Kami memiliki pemikiran untuk mengkaji pemberian insentif khusus berupa program energy refund dalam upaya mendongkrak nilai ekspor industri nasional. Industri TPT sebagai pilot project-nya,” katanya saat meresmikan acara Intex Show 2016 di Jakarta, Rabu (8/6).   

Saat ini Kemenperin tengah mengkoordinasikan dengan Kementerian Keuangan sampai pembahasan di tingkat rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menyambut baik usulan tersebut karena bisa mendongkrak nilai ekspor sehingga menggenjot devisa negara.

“Memang baru usulan dari pemerintah yang disampaikan kepada kami karena paket kebijakan ekonomi III yang menugaskan PLN untuk memberikan diskon sebesar 30% tidak jalan. Maka kami usulkan ke pemerintah supaya ada win win solution, supaya bisa bersaing apple to apple,” tuturnya.

Dia menjelaskan besaran uang kembali yang didapat oleh industri tergantung dari besar kecilnya nilai ekspor yang dilakukan pengusaha.

“Misal ekspor berapa juta dolar, struktur biaya listriknya berapa persen dari struktur biaya, lalu dibagi kapasitas terpasang mereka. Nanti terlihat berapa reimburse yang bisa dipakai,” jelasnya. 

Menurutnya, industri global menikmati harga listrik US$6 sen per kwh, sedangkan Indonesia tidak bersaing karena menerapkan sebesar US$12 sen per kwh. 

Harjanto mengatakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dikategorikan sebagai sektor strategis karena menjadi motor penggerak industri manufaktur.

Nilai ekspor industri itu hingga April 2016 mencapai US$3,96 miliar. 

“Kontribusi industri TPT sangat signifikan terhadap perolehan devisa dengan nilai ekspor mencapai US$12,28 miliar pada 2015 dan menyumbang penyerapan tenaga kerja 10,6% dari total tenaga kerja industri manufaktur,” tuturnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper