Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan sejumlah data ekonomi telah diliris pada pekan ini.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (7/6/2016) mengatakan data ekonomi yang telah dirilis dan dampaknya pada pasar adalah:
- OPEC belum sepakati batasan produksi. Pertemuan OPEC di Vienna gagal menemui kesepakatan pembatasan produksi minyak mentah. (Brent +0,5%, WTI -1,4%, Coal +5,1%, CPO -0,2% WoW)
- Tiongkok masih melambat. Caixin PMI Mfg Tiongkok turun ke 49,2 dari 49,4 di Mei 2016. (USD/CNY -0,3%, Shanghai stock index +4,2% WoW)
- Data gagal konfirmasi ekspektasi kenaikan Fed Rate. Consumer Confidence Index AS turun ke 92,6 dari 94,2 di Mei 2016. Pertambahan tenaga kerja non pertanian AS turun ke 38.000 dari 123.000 di Mei 2016. (Dollar Index -1,6%, Imbal hasil UST 10 tahun -15bps WoW)
- ECB buka peluang tambah stimulus. ECB Main Refinancing Rate tetap di 0%, ECB membuka peluang untuk menambah stimulus moneter. (EUR/USD +2,3%, Imbal hasil Bund 10 tahun -7bps WoW)
- Layak investasi belum diberikan. S&P menegaskan peringkat utang jangka panjang Indonesia yang 'BB+’ dengan outlook positif. (JCI +0,8% WoW)
- Pemerintah lebih pesimistis. Nikkei PMI Mfg Indonesia turun ke 50,6 dari 50,9 di Mei16. BI memproyeksi pertumbuhan 2016 akan ke batas bawah perkiraan 5%-5,2% YoY. Menteri Keuangan menyatakan realistis pertumbuhan 2016 hanya di 5,1%-5,2% YoY. (USD/IDR +0,06% WoW)