Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi 2016, Menkeu: Pokoknya 5,1% Ok, 5,2% Ok

Pemerintah melunak dan mensinyalkan akan menurunkan asumsi laju produk domestik bruto dari usulan yang ada dalam RAPBNP 2016 sebesar 5,3% menjadi 5,1%-5,2%.
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro (kanan). /ANTARA
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro (kanan). /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melunak dan mensinyalkan akan menurunkan asumsi laju produk domestik bruto dari usulan yang ada dalam RAPBNP 2016 sebesar 5,3% menjadi 5,1%-5,2%.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan revisi ke bawah dari usulan yang ada saat ini masih bisa ditoleransi. Namun, pihaknya menyatakan tetap harus lebih tinggi dari capaian tahun lalu 4,79% dan tembus 5%.

“Pokoknya saya 5,1% ok, 5,2% ok. Di atas 5% harus,” ujarnya setelah rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Senin (6/6/2016).

Bambang mengurai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional tiap kuartal masih dipegang pos konsumsi rumah tangga. Pada kuartal II, konsumsi tersebut didorong adanya bulan Puasa. Pada kuartal III, konsumsi rumah tangga terpantik perayaan Idulfitri.

Pada akhir tahun, momentum Natal dan Tahun Baru menjadi stimulus. Di setiap kuartal, pemerintah memproyeksi ada perbaikan investasi pemerintah dan swasta. Pada saat yang bersamaan, kinerja ekspor diperkirakan membaik. 

Kendati demikian, dalam RAPBNP 2016, pemerintah masih tetap mengusulkan angka 5,3%. Sementara itu, IMF, World Bank, dan ADB mengestimasi pertumbuan ekonomi Indonesia tahun ini masing-masing 4,9%, 5,1%, dan 5,2%.

Dilihat dari sektoralnya, pemerintah mengestimasi ada perbaikan sektor pertambangan dan penggalian walau sebatas 0,2%. Tahun lalu, sektor ini mengalami kontraksi 5,1%.

Sektor industri pengolahan diharapkan tetap tumbuh tinggi hingga 5,4% dari realisasi pertumbuhan tahun lalu 4,2%. Estimasi tingginya pertumbuhan itu dikarenakan berbagai insentif yang sudah diliuncurkan seperti tax holiday, tax allowance, serta pengembangan kawasan industri.

Sejalan dengan perbaikan ekonomi, lanjut Bambang, perekonomian tahun depan diperkirakan tumbuh 5,3%-5,9%.  Kendati demikian, risiko perlambatan ekonomi China, rendahnya harga komoditas, dan kebijakan moneter Amerika Serikat harus diwaspadai.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan tahun ini ekonomi Indonesia diperkirakan ada di kisaran 5%-5,4%, tapi mengarah atau bias bawah sekitar 5%-5,2%.

“Secara umum lebih besar dari perlambatan ekonomi global. Kedua, demand yang turun karena perlambatan ekonomi dunia,” ujarnya.

Harga komoditas yang lemah berakibat kepada ekspor dan kinerja korporasi. Bank sentral berharap akan ada perbaikan investasi swasta di semester II seiring dengan penggenjotan belanja pemerintah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper