Bisnis.com, JAKARTA - Airbus Group SE sedang berusaha mencari cara agar pesawatnya bisa mengalirkan lebih banyak data secara langsung guna membantu penyelidikan jika terjadi kecelakaan pesawat.
Transmisi data secara real-time akan membantu penyelidikan kecelakaan pesawat agar tidak terlalu bergantung pada pemulihan alat rekam yang dipasang pada pesawat yang sering sekali susah ditemukan jika pesawat hilang di atas lautan.
Airbus berdiskusi dengan sejumlah maskapai mengenai opsi yang mungkin dipertimbangkan. Seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (1/6/2016), Charles Champion, Wakil Presiden Eksekutif Airbus untuk Departemen Rekayasa mengatakan transmisi yang konstan untuk mendapatkan data secara real-time akan membutuhkan biaya bandwidth yang besar.
Seperti diketahui, para penyelidik kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada 2014 lalu masih belum bisa menemukan bangkai pesawat tersebut. Hal ini mempersulit mereka untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi dengan pesawat tersebut.
Sementara itu, sebuah tim yang sedang mencari EgyptAir dengan nomor penerbangan 804 yang hilang di Mediterania pada 19 Mei lalu mengundang pakar kapal dan peralatan deteksi guna mencari pesawat tersebut serta memulihkan suara kokpit dan perekam data penerbangan dari kedalaman lebih dari 3.000 meter.
Airbus juga mempertimbangkan kemungkinan untuk memasang kotak hitam yang bisa melontar keluar dari pesawat jika terjadi kecelakaan dan pesawat jatuh ke dalam air. Hal ini akan membantu penyidik agar bisa menemukan kotak hitam lebih cepat.
Champion mengatakan secara teknis sistem ini sangat mungkin dan sudah diterapkan untuk pesawat militer.
Sejak hilangnya pesawat MH370, industri pesawat terbang mulai mencari cara bagi penggunaan wajib peralatan yang akan memungkinkan pelacakan lokasi pesawat secara permanen.
