Bisnis.com, JAKARTA — Polusi plastik menjadi masalah utama bagi kehidupan di wilayah pesisir dan laut di seluruh sudut belahan dunia. Bahkan diperkirakan sekitar delapan juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahunnya berdasarkan studi yang dirilis oleh Ocean Conservancy dan McKinsey Center for Business and Environment pada 2015.
Studi tersebut menyebutkan lima negara bertanggung jawab atas 60% dari total sampah plastik yang masuk ke dalam laut. Dua di antaranya termasuk di wilayah Segitiga Karang, Indonesia dan Filipina, menyusul Tiongkok, Thailand, dan Vietnam.
Oleh karena itu, Sekretariat Regional CTI-CFF bersama dengan 6 negara anggota (Filipina, Indonesia, Kepulauan Solomon, Malaysia, Papua Nugini, dan Timor-Leste) yang diwakili oleh Komite Nasional CTI-CFF, development partners, dan negara tetangga akan merayakan Hari Segitiga Karang (Coral Triangle Day) pada 9 Juni 2016 yang bertemakan “Save Coral Triangle – Stop Plastic Pollution/Selamatkan Segitiga Karang – Stop Polusi Plastik”.
Direktur Eksekutif CTI-CFF Widi A. Pratikto mengatakan kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam menghadapi meningkatnya sampah plastik yang masuk dan membahayakan ekosistem laut – mulai dari terumbu karang, ikan, burung laut, spesies yang terancam punah, hingga ketahanan pangan dalam perspektif yang lebih luas.
“Polusi plastik menjadi ancaman nyata bagi kehidupan ekosistem laut, karena secara langsung mempengaruhi seluruh spesies terumbu karang dan spesies laut lainnya yang hidup di dalamnya – selain itu, dampak polusi plastik juga dapat menyebabkan gangguan ketahanan pangan bagi masyarakat yang mengandalkan sumber daya kelautan sebagai mata pencahariannya,” tegasnya dalam siaran pers, Jumat (27/5/2016).
Dia menambahkan kita dapat mengambil tindakan nyata dalam memerangi polusi plastik dengan mengurangi marine debris (sampah yang berakhir di laut) dan mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama yakni NT3 (No Trash, No Trail, No Trace).
“Mengurangi kebiasaan penggunaan plastik dengan memakai tas belanja, tempat makan, dan sedotan yang dapat digunakan berulang kali, dan membeli produk yang memiliki kemasan ramah lingkungan, serta ikut serta dalam aktivitas bersih-bersih pantai di sekitar kita,” jelasnya.
Ada pula, lanjutnya kerjasama dengan WWF (World Wide Fund for Nature) dan www.coraltriangle.com dengan mengadakan kontes instagram menggunakan tagar (#noplace4plastic). Kontes ini diharapkan dapat mendorong generasi muda yang peduli dengan lingkungan untuk mengunggah foto kreatif yang terkait dengan plastik yang ada di tempat yang tidak seharusnya – di lingkungan alami, baik darat maupun laut – dengan menggunakan tagar #noplace4plastic.
“Kami ingin mendapatkan perhatian dari beragam lapisan masyarakat via media sosial dan membangun diskusi terkait pentingnya mengurangi sampah plastik untuk melindungi lingkungan pesisir dan laut yang berharga bagi kehidupan manusia,” bebernya.
Pemenang dalam kontes ini tentu akan mendapatkan hadiah menarik seperti penginapan mewah di Gaya Island Resort, Malaysia, paket diving selama 5-hari dengan Scuba Junkie di Kalimantan, peralatan menyelam Cressi, pedoman bawah laut dari BYO, dan coffee table book tentang Segitiga Terumbu Karang. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kontes Instagram #noplace4plastic dan aktivitas lain dalam merayakan Hari Segitiga Terumbu Karang, kunjungi: www.coraltriangleday.org.
Perlu diketahui Hari Segitiga Karang secara resmi disahkan pada pertemuan Tingkat Menteri CTI-CFF ke-4 di Putrajaya, Malaysia, pada November 2012 sebagai wadah kesadaran regional untuk menyoroti pentingnya konservasi kelautan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya Segitiga Karang sebagai pusat keanekaragaman hayati bahari dunia. Hari Segitiga Karang adalah interpretasi dari dari Hari Laut Sedunia (dirayakan setiap 8 Juni) di wilayah Segitiga Karang. Hari Segitiga Karang bersifat open-source yang berarti bahwa tiap organisasi atau institusi dapat berpartisipasi dalam perayaan ini, baik yang berada di wilayah Segitiga Karang atau wilayah lain di seluruh dunia.