Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspadai Penyakit Koksidiosis pada Peternakan Ayam

Kalangan peternak dan pengusaha unggas diimbau untuk hati-hati dengan penyakit koksidiosis yang menyerang ayam.
Ayam broiler/Bisnis.com
Ayam broiler/Bisnis.com

Bisnis.com, BOGOR- Kalangan peternak dan pengusaha unggas diimbau untuk hati-hati dengan penyakit koksidiosis yang menyerang ayam.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Umi Cahyaningsih mengatakan penyakit yang mirip diare berdarah pada hewan tersebut disebabkan oleh protozoa dan ordo coccidia dan genus eimeria yang menyerang saluran pencernaan pada hewan.

"Penyakit ini mudah berkembang di Indonesia karena suhunya berkisar antara 21-32 derajat celsius serta kelembapan yang khas," ujarnya di Kampus IPB Baranangsiang Bogor, Kamis (26/5/2016).

Menurutnya, penyakit tersebut menyebar hampir di seluruh peternakan ayam dunia. Sementara penelitian penyakit koksidiosis di Indonesia pernah dilakukan di kawasan Kalimantan Selatan, Lampung, Sukabumi, Jawa Timur, Padang dan Bogor.

"Bahkan pada 2015 saja diasumsikan jika 1% populasi ayam terkena penyakit koksidiosis, maka kerugiannya mencapai Rp75 miliar," ujarnya.

Dia menuturkan berdasarkan penelitian tentang dampak penyakit koksidiosis terhada perekonomian menyatakan bahwa ayam pedaging terkena penyakit tersebut pendapatannya berkurang Rp4.000 per ekor per periode.

Di negara lain, kerugian akibat penyakit tersebut mencapai U$S450 juta di Amerika Serikat, dan Rs1,14 miliar di India pada 2003-2004.

Adapun, kerugian ekonomi yang diakibatkan koksidiosis pada peternakan ayam yakni kematian ayam mencapai 3-73%, penurunan produksi telur, masa produksi telur terhambat, peningkatan biaya pengobatan dan gangguan kesehatan usus berdampak pada penurunan bobot ayam.

Dia menambahkan guna mencegah penyakit tersebut, semua pihak yang terlibat dalam perunggasan diharapkan melakukan pengobatan, vaksinasi dan manajemen kandang.

Menurutnya, pembuatan vaksin diperlukan bahan baku ookista dengan melakukan penyimpanannya yang efektif. Cara lain, lanjutnya, pengembangan tanaman obat.

"Obat antikoksidia yang diberikan terus menerus dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan dampak positif seperti yang berhasil dilakukan di Bogor, Tangerang dan Bekasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper