Bisnis.com, KEDIRI - Direktur Utama PTPN X Subiyono mengakui perusahaannya mendapat penugasan dari Menteri BUMN untuk mengimpor raw sugar.
"Ini bukan untuk kepentingan PTPN X. Ini untuk kompensasi menaikkan rendemen, untuk kesejahteraan petani. Kita tahu 70% petani rendemennya masih di bawah 8%," ujarnya saat dimintai konfirmasi melalui telepon, Sabtu (21/5/2016).
Menurutnya, rata-rata rendemen pada musim giling tahun ini sesungguhnya 8%. Untuk menyejahterakan petani tebu, PG perlu memberi pendapatan setara rendemen 8,5% yang akan ditutup dengan margin dari impor raw sugar. Perhitungan menghasilkan kebutuhan impor 381.000 ton.
Gula kristal mentah itu akan diolah menjadi gula kristal putih sekitar 350.000 ton, yang akan menutup sebagian shortage produksi gula BUMN dan PG swasta yang hanya 2,5 juta ton. Adapun konsumsi gula tahun ini diperkirakan 3 juta ton.
Subiyono berharap izin impor segera terbit sehingga perseroan dapat merealisasikan impor Juni. "Bagaimana kompensasi bisa berjalan kalau impor terlambat?" ungkapnya.
Di samping itu, ujar dia, stabilitas harga di taraf konsumen tidak akan tercapai jika izin impor tak kunjung terbit.
Seperti diketahui, pemerintah berencana membuka lagi impor raw sugar di luar kuota yang ditetapkan 3,2 juta ton tahun ini. Rencana itu tertuang dalam surat Menteri BUMN No S-288/MBU/05/2016 tentang Izin Impor Raw Sugar Tahun 2016 yang salinannya diperoleh Bisnis.
Surat yang diteken Rini 12 Mei 2016 itu ditujukan kepada Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Pertanian. Ketiga menteri diharapkan menerbitkan izin impor 381.000 ton raw sugar oleh PTPN X.