Bisnis.com, SEMARANG— Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menggagas akses pinjaman permodalan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah di luar perbankan atau nonperbankan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjelaskan selama ini persoalan UMKM meliputi akses permodalan, manajemen pemasaran dan masalah pembukuan. Kalau tiga masalah utama itu bisa terselesaikan, katanya, UMKM di wilayahnya bisa berkembang menjadi UMKM modern.
Perihal akses permodalan melalui perbankan, katanya, PT Bank Pembangunan Daerah atau Bank Jateng telah meluncurkan dua produk terbaru Mitra 25 dengan suku bunga kredit hanya 7% untuk plafon maksimal Rp25 juta dan Mitra 02 suku bunga hanya 2% dengan plafon maksimal diangka Rp2 juta.
Dua produk itu, menurut Ganjar, merupakan satu-satunya produk kredit termurah di Indonesia dan tidak ada di provinsi lain. Pihaknya mendorong UMKM di wilayahnya yang berjumlah 7,5 juta UMKM untuk bisa lebih mandiri yang didukung dengan kemudahan akses permodalan, pendampingan maksimal dan manajemen pembukuan.
“Kalau modal (UMKM) selama ini, muncul dari perbankan saja. Lha bagaimana yang diluar perbankan. Adakah pendanaan yang lebih luwes dengan akses lebih cepat, inilah yang sedang kami diskusikan,” terangnya disela Acara Musyawarah Provinsi Kadin Jateng, Senin (16/5/2016).
Untuk akses permodalan nonperbankan, Ganjar memastikan pekan ini akan berdiskusi intensif dengan Direktur Sistem Informasi dan Investasi Kementerian Keuangan.
Lebih lanjut, dia belum bisa membeberkan langkah atau kebijakan berikutnya untuk membantu UMKM yang tidak bisa mengakses permodalan melalui perbankan.
Saat ini, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada UMKM untuk bisa mengakses permodalan melalui Bank Jateng guna mengembangkan lini bisnis.
Perihal pendampingan, Ganjar mengaku telah bekerja sama dengan Universitas Diponegoro Semarang dan perguruan tinggi lainnya untuk melakukan pendampingan, dengan harapan angka kredit macet sangat rendah.
Ganjar memaparkan Bank Jateng telah menyalurkan kredit Mitra 25 senilai Rp19 miliar sampai pertengahan Mei. Produk dengan suku bunga murah itu telah memiliki sekitar 4.000 nasabah.
“Kalau mikirin angka kredit macet atau non performing loan (NPL), kasihan pelaku usaha kecil. Mereka tidak akan pernah bisa maju,” terangnya.
Secara teknis, Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan kredit Mitra 25 bisa diperoleh dengan mudah dan memiliki suku bunga 7%. Calon konsumen diwajibkan memiliki usaha berjalan minimal selama enam bulan dan memiliki surat izin usaha dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah setempat.
"Calon nasabah cukup melampirkan surat keterangan dari RT, RW, kelurahan, dan kecamatan setempat," terangnya.
Seperti diketahui, Mitra 25 menawarkan pinjaman tanpa agunan dengan plafon maksimal senilai Rp25 juta. Pada tahun ini, Bank Jateng mengalokasikan dana hingga Rp350 miliar untuk produk itu dengan asumsi satu kabupaten/kota di Jateng dapat tersalurkan dana pinjaman senilai Rp10 miliar/daerah. Hal itu berdasarkan data bahwa jumlah kabupaten/kota di Jateng yakni 35.
Bupati Kudus Musthofa mengatakan UMKM selama ini mengalami hambatan dalam hal permodalan dan pemasaran. Namun, masalah utama berada pada sumber daya manusia (SDM).
“Yang namanya usaha pasti ada kendala dan hambatan. Tapi itu semua bukan penghambat untuk terus maju dalam berbisnis,” terangnya yang juga Pembina UMKM di Jateng.