Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan teknologi membawa segala sesuatu ke era digital, tidak terkecuali industri penerbitan.
Seiring dengan itu banyak muncul platform penerbitan yang dapat digunakan untuk mempublikasikan salinan digital buku, majalah, dan surat kabar. Konsumennya banyak datang dari kalangan muda. Namun, digitalisasi saja tidak cukup untuk menjaring pengguna lebih banyak. Dibutuhkan pengembangan inovasi produk.
"Tantangan kami adalah inovasi konten," kata Product Manager PT Wayang Force, Dimas Dasa Mitra Maulana.
Menurutnya, digital tidak terbatas pada e-book atau pdf saja. Dia menyebut Wayang sedang mengembangkan audio book yang rencananya akan diluncurkan Agustus tahun ini. Audio book memberikan pengalaman pada pembaca untuk menikmati narasi melalui suara.
Inovasi lain yakni E-Pub yang akan diluncurkan tahun depan. Dengan inovasi ini, pengguna dapat menikmati narasi melalui audio dan visual. Kedua inovasi ini memberikan pengalaman lebih interaktif dalam membaca buku.
"Dengan inovasi ini harapannya akan lebih menarik minat publisher dan pengguna untuk beralih ke digital," imbuhnya.
Jumlah pengguna Wayang Force sejak Januari 2011-Desember 2015 tercatat 1,52 juta pengguna. Dengan usia pengguna 25% usia 18-24 tahun, 35% usia 25-34 tahun, 40% usia 35-50 tahun.
"Namun, tren ini bergeser di 2016. Data terakhir pada April, pengguna dari usia 20an mulai mengalami kenaikan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
