Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramadhan Jadi Momentum Pendorong Aktivitas Ekonomi Kuartal II

Bulan Ramadhan jadi momentum terdorongnya aktivitas ekonomi pada kuartal II/2016 seiring meningkatnya permintaan masyarakat.
Pesona Ramadhan Fashion Delight/JIBI-Reni Efita Hendry
Pesona Ramadhan Fashion Delight/JIBI-Reni Efita Hendry

Bisnis.com, JAKARTA - Bulan Ramadhan jadi momentum terdorongnya aktivitas ekonomi pada kuartal II/2016 seiring meningkatnya permintaan masyarakat.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listyanto menyampaikan kendati April 2016 mengalami perlambatan, konsumsi masyarakat pada Mei 2016 berkemungkinan meningkat karena adanya dorongan libur panjang. Selain itu, momentum bulan Ramadhan juga mendorong geliat ekonomi pada kuartal II/2016.

Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2016 dapat mencapai 5,1% atau meningkat dari kuartal sebelumnya yang hanya mampu dicapai sebesar 4,92%. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini pada level 5,3%.

“Momentum regular ini bisa jadi dorongan untuk tingkat konsumsi tinggi. Kuncinya di stabilitas harga. Kalau harga bergejolak, masyarakat kan menahan diri lagi,” katanya.

Perlambatan penjualan eceran pada April 2016 yang diperkirakan Bank Indonesia melambat 11,3% dari bulan sebelumnya berbanding lurus dengan laju deflasi pada April 2016 sebesar 0,45%. Penurunan tingkat konsumsi pada sejumlah komoditas menandakan penurunan aktivitas ekonomi karena masyararat cenderung menahan diri untuk membeli barang sekunder.

Komponen transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi tertinggi, yakni 1,6%. Menurutnya, berkurangnya penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada April 2016 itu mengartikan melambatnya distribusi barang sehingga ada penurunan pemakaian transportasi.

“Masyarakat juga mulai mengurangi mengganti telepon genggam walaupun ada promosi produk baru, tapi secara global tingkat penjualan telepon genggam memang menurun. Masyarakat mulai mengerem kebutuhan yang sifatnya bisa ditunda dan tahan lama,” jelasnya.

Seperti diketahui, Bank Indonesia memperkirakan penjualan eceran pada April 2016 tumbuh melambat 11,3%, namun demikian survei BI juga mengindikasikan tekanan kenaikan harga pada Juni 2016. Kenaikan harga itu seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat pada bulan Ramadhan.

Perlambatan penjualan eceran pada April 2016 diprediksi berasal dari penjualan komoditas peralatan informasi dan komunikasi sebagai kontributor terbesar. Selain itu, pada April 2016 juga diperkirakan masih terjadinya konstraksi penjualan komoditas BBM yang melambat sebesar 14,8% dan penjualan barang lainnya melambat jadi 13,5% yang didorong oleh komoditas sandang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper